Lima Pria Bersenjata Palestina Tewas dalam Serangan Israel di Tepi Barat
Para penyerang adalah anggota kelompok militan Hamas yang menguasai Jalur Gaza.
REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Pasukan Israel menewaskan lima pria bersenjata Palestina dalam serangan di sebuah kamp pengungsi di wilayah pendudukan Tepi Barat pada Senin (6/2/2023). Militer mengatakan, serangan itu dimaksudkan untuk menangkap sel militan yang melakukan serangan penembakan di sebuah restoran di permukiman Yahudi di Tepi Barat.
Militer Israel mengatakan, mereka sedang melakukan operasi di kamp pengungsi Aqabat Jabr untuk menangkap tersangka di balik serangan penembakan yang di sebuah restoran di Tepi Barat. Penyerang gagal melakukan aksinya karena senjata mereka tidak berfungsi dengan baik.
Militer Israel mengatakan, para penyerang kemudian melarikan diri dari tempat kejadian. Militer menambahkan, para penyerang adalah anggota kelompok militan Hamas yang menguasai Jalur Gaza dan juga memiliki sel-sel di Tepi Barat.
Militer Israel menggelar operasi untuk mencari sel militan di balik penembakan itu. Israel menerima informasi bahwa penyerang bersembunyi di sebuah rumah di kamp pengungsi.
Selama pencarian, pasukan bertemu dengan orang-orang bersenjata dan terjadi baku tembak meletus. Militer mengatakan, beberapa pria bersenjata yang tewas terlibat dalam percobaan serangan di restoran tersebut.
"Pemerintah Israel yang baru melanjutkan rangkaian kejahatannya terhadap rakyat Palestina," kata sebuah pernyataan dari kantor Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Gubernur Jericho dan Lembah Yordan, Jihad Abu Al-Assal, mengatakan militer masih menahan jenazah orang-orang bersenjata itu. Tanpa akses ke jenazah, Kementerian Kesehatan Palestina tidak dapat mengonfirmasi kematian tersebut. Kementerian mengatakan, tiga orang terluka, salah satunya kritis.
Para pejabat keamanan Israel mengatakan kepada The Associated Press, dua penyerang adalah anggota Hamas, sementara tiga lainnya adalah pria bersenjata yang terlibat baku tembak dengan tentara selama penggerebekan. Hamas mengungkapkan duka cita atas kematian anggota sayap bersenjatanya, tanpa menyebutkan berapa banyak yang tewas. Juru bicara Hamas, Hazem Qassem, mengatakan, Hamas akan menanggapi kekerasan itu.
"Orang-orang kami dan perlawanan mereka tidak akan menunda menanggapi kejahatan ini," kata Qassem.
Serangan itu terjadi beberapa hari setelah serangan sebelumnya di kamp Aqabat Jabr, yang terletak di dekat kota Jericho Palestina. Sejak penembakan di permukiman terdekat, militer Israel telah memblokir akses ke beberapa jalan menuju Jericho. Penutupan ini telah menempatkan kota di bawah semi-blokade, sehingga mengganggu bisnis dan menciptakan kemacetan selama berjam-jam di pos pemeriksaan.
Tentara Israel telah meningkatkan serangan hampir setiap malam di wilayah pendudukan Tepi Barat, sejak serangkaian serangan mematikan Palestina di Israel musim semi lalu. Menurut angka yang dirilis dari kelompok hak asasi Israel B'Tselem, pada 2022 hampir 150 warga Palestina tewas di Tepi Barat dan Yerusalem timur. Ini menjadikan 2022 sebagai tahun paling mematikan di wilayah tersebut sejak 2004.
Tentara Israel mengatakan sebagian besar warga Palestina yang tewas adalah militan. Tetapi para pemuda yang melempar batu dan penduduk sipil lainnya yang tidak terlibat dalam konfrontasi juga telah dibunuh.