Gempa Turki, PBB Aktifkan Pemetaan Satelit Darurat untuk Situasi di Lapangan
Satelit akan memberikan citra yang membantu dalam tanggap darurat dan upaya kemanusiaan.
ANTARIKSA -- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengaktifkan layanan satelit pemetaan darurat setelah gempa dahsyat yang melanda Turki dan Suriah pada Senin, 6 Februari 2023.
Menurut laporan kantor berita Reuters, gempa berkekuatan 7,8 skala Richter menyebabkan kerusakan luas di seluruh Turki dan Suriah barat laut, merenggut nyawa lebih dari 2.000 orang dan melukai ribuan lainnya.
Berdasarkan data Survei Geologi Amerika Serikat, episentrum gempa sedalam 18 kilometer berada di sepanjang perbatasan selatan Turki, tepat di sebelah barat Kota Gaziantep.
Setelah gempa yang merusak, Pusat Satelit PBB (UNOSAT) mengumumkan bahwa mereka telah mengaktifkan layanan pemetaan daruratnya. "Menyediakan analisis citra satelit selama keadaan darurat kemanusiaan terkait bencana, keadaan darurat yang kompleks, dan situasi konflik," bunyi pengumuman itu melalui twitter.
Peta langsung yang berisi data geospasial terkait gempa 6 Februari di Turki dan Suriah dapat ditemukan di situs web UNOSAT. Peta tersebut memberikan gambaran struktur yang rusak atau berpotensi rusak akibat gempa bumi, yang kemudian dapat digunakan oleh kelompok tanggap bencana dan bantuan kemanusiaan untuk menanggapi krisis yang masih berlangsung dengan sebaik-baiknya.
Kantor dan badan PBB, badan pemerintah, organisasi bantuan seperti Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, serta organisasi kemanusiaan non-pemerintah dapat meminta akses ke citra yang dikumpulkan oleh UNOSAT tersebut.
UNOSAT dimulai pada tahun 2001 yang awalnya fokus untuk menyediakan analisis satelit dan pelatihan bagi negara-negara anggota PBB. Pada tahun 2003, pusat tersebut telah diperluas untuk menawarkan layanan pemetaan cepat untuk upaya kemanusiaan seperti yang saat ini berlangsung di Turki. Pusat ini tidak mengoperasikan satelitnya sendiri, melainkan berkoordinasi dengan negara anggota PBB untuk mengumpulkan citra dari lembaga pemerintah dan perusahaan satelit swasta mereka. Sumber: Space.com