Pilih Childfree? Psikolog: Yang Penting tak Saling Memojokkan
Orang yang memutuskan childfree bisa saja mengubah keputusannya suatu hari.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Childfree merupakan fenomena di mana seseorang atau pasangan suami istri memutuskan untuk tidak memiliki anak. Lantas apa kiranya yang mendorong seseorang atau pasangan tak ingin memiliki momongan?
Psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjojo mengatakan, setiap pasangan yang memutuskan untuk childfree tentu memiliki alasan sendiri yang khas dilatarbelakangi pengalaman hidup mereka masing-masing. Bisa saja alasannya berkaitan dengan masalah kesehatan fisik, mental, atau hal lainnya.
"Bisa juga dikaitkan dengan konsep kebahagiaan yang berbeda-beda bagi tiap orangnya. Ada yang bahagia dengan memiliki anak dan ada yang bahagia dengan tidak memiliki anak," kata Vera saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (8/2/2023).
Vera mengungkapkan, seseorang atau pasangan yang memutuskan untuk childfree juga bisa saja mengubah keputusannya pada kemudian hari. Dan itu, menurut Vera, adalah sesuatu yang wajar.
"Setiap pasangan punya alasan yang berbeda dari lainnya. Ada yang memutuskan secara permanen atau temporer, yang mana dia bisa saja berubah pada kemudian hari," kata Vera.
Vera mengatakan, keputusan untuk memiliki momongan atau childfree kembali ke keadaan masing-masing pasangan. Namun bagaimanapun keputusannya, yang penting diterapkan adalah sikap saling menghargai dan tidak memojokkan satu sama lain.
"Hargai bahwa setiap pasangan atau keluarga memiliki keputusan yang berbeda. Tidak memojokkan satu sama lain, misal dengan mengatakan 'repot kan kalau punya anak'. Karena itu tadi, konsep bahagia bisa berbeda-beda," kata Vera.