Upaya Regenerasi, Distan Gunungkidul Komitmen Cetak Petani Milenial

Diperlukan program pertanian yang menyasar para pemuda.

Kementan
Salah satu petani milenial saat melakukan panen padi (ilustrasi)
Red: Yusuf Assidiq

REPUBLIKA.CO.ID, WONOSARI -- Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menggaet pemuda untuk mengembangkan usaha pertanian dalam upaya regenerasi petani dan melahirkan petani milenial di wilayah ini.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Rismiyadi, mengatakan pada tahun ini, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul mengadakan program Young Entrepeneur Support System (YESS) yang akan menyasar pemuda di Gunungkidul.

"Program tersebut sebagai upaya dalam menjaga regenerasi petani di Gunungkidul tetap berjalan. Selain itu, untuk mengembangkan usaha pertanian yang modern," kata dia.

Ia mengatakan Youth Enterpreneurship and Employment Support Services (YESS) adalah program kerja sama antara Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) dengan International Fund for Agricultural Development (IFAD) sebagai upaya untuk menumbuhkembangkan wirausaha muda dan tenaga kerja yang handal di sektor pertanian.

Sasaran program YESS adalah pemuda berusia 17-39 tahun yang berdomisili tetap atau memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK) di tujuh provinsi lokasi program YESS. Adapun tujuh provinsi yang ditujukan Kementan adalah Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan, DIY, Jawa Tengah, Papua Barat.

"Program YESS di DIY hanya Gunungkidul dan Sleman," katanya. Ia mengatakan lantaran belakang adanya program YESS adalah sumber daya manusia yang bekerja di sektor pertanian sebagian besar merupakan orang tua.


Sehingga untuk menjaga regenerasi petani tetap berjalan, maka diperlukan program yang menyasar para pemuda. “Untuk petani muda ada program YESS yaitu untuk pengembangan wirausaha petani milenial di Gunungkidul,” ujar dia.

Untuk itu, diharapkN program YESS dapat melahirkan pemuda yang dapat berkontribusi dalam sektor pertanian di Gunungkidul. Program tersebut berlangsung selama tiga tahun, dari tahun ini sampai 2025.

"Saat ini, kami masih menunggu hasil koordinasi antara Kementan dengan Bappenas. Semoga tidak sampai pertengahan tahun program ini sudah bisa dijalankan," katanya.

Lebih lanjut, Rismiyadi mengatakan pelatihan terhadap petani muda ini lebih menekankan pada produk pertanian yang memiliki nilai jual tinggi dan menguntungkan.

“Untuk komoditas yang dikembangkan nanti yang dirasa paling menguntungkan, kalau bisa sebanyak-banyaknya pemuda rentang usia dari 17 tahun sampai 39 tahun bisa ikut,” jelasnya.

Langkah tersebut juga sebagai dukungan untuk menjalankan program strategis sektor pertanian di Gunungkidul. Selain mengajak pemuda untuk bertani pihaknya juga fokus dalam meningkatkan ketahanan pangan. Tidak hanya itu, pihaknya juga fokus dalam meningkatkan kesejahteraan petani.

“Bagaimana petani ini bisa mendapatkan pupuk dengan mudah, mendapatkan bibit dengan mudah dan bisa mendapatkan harga yang lebih baik. Kita juga fokus dalam pengembangan agribisnis yang mana petani kita dorong untuk menanam tanaman yang menguntungkan seperti hortikultura dan perkebunan,” kata Rismiyadi.


sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler