Ridwan Kamil Tegaskan Petani Milenial Bukan Program Karpet Merah
Regenerasi petani tua ke petani muda melalui pendampingan ini bisa dijaga.
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemprov Jabar terus menjalankan program petani milenial. Menurut Gubernur Jabar Ridwan Kamil, pada 2022 dari 20 ribu orang yang mendaftar petani milenial, yang lolos tinggal 5.000.
Menurut Ridwan Kamil, saat ini, para petani milenial itu sedang dibimbing. Dia berharap, tingkat keberhasilan petani milenial itu lebih banyak dari tahun 2021.
"Ya 2021 kan 1.100-an yang berhasil. Sedangkan yang kurang berhasilnya 500-an. Tapi kan persentase keberhasilannya lebih banyak. Saya ingatkan lagi ya, program petani milenial itu bukan program karpet merah. Ini program membuka pintu untuk orang bekerja keras," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, dalam Rakor Akbar Penyuluh dan POPT serta Training of Trainer Pendampingan Petani Milenial Provinsi Jawa Barat di Gedung Sate Kota Bandung, Senin (13/2/2023).
Emil mengatakan, program petani milenial ini harus berhubungan dengan dua pihak. Yakni, satu pembeli dan satu perbankan jadi ada dinmika.
"Jadi ini bukan progtam karpet merah maka kegagalan itu ada. Contoh ada yang gagal ekspor kelinci ke Filipina karena pemerintah Filipina menstop. Ini, bukan masuk kategori gagal, tapi karena sistem yang rata-rata ada dinamika," katanya.
Sementara itu, kata dia, Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus berkomitmen menjaga ketahanan pangan dengan memperpanjang kontrak kerja dan pelatihan kepada penyuluh pertanian dan pengawas organisme pengganggu tanaman (POPT). Adapun penyuluh dan petugas POPT yang diberi pelatihan berjumlah 3.753 orang, 1.027 di antaranya diperpanjang kontrak kerjanya.
Para penyuluh pertanian dan petugas POPT di kabupaten/kota bertugas salah satunya mendampingi para petani milenial, baik yang masuk program provinsi Petani Milenial maupun yang turun temurun dari orang tuanya. Dengan demikian regenerasi petani tua ke petani muda melalui pendampingan ini bisa dijaga.
Menurutnya, penyuluh dan petugas POPT telah bekerja maksimal dalam menjaga stabilitas pertanian di Jabar tetap aman. "Agar mimpi regenerasi ini berhasil. Saya titip tolong dibantu gerakan regenerasi petani Jawa Barat demi masa depan kita berkelanjutan. Harus ada regenerasi dan harus sukses," katanya.
"Produktivitas beras dalam bentuk gabah giling 2021 itu meningkat, mendekati lima persen di 2022. Menandakan Jabar penduduknya besar tapi produktivitasnya juga naik," ujar Ridwan Kamil.
Emil menegaskan, bahwa penyuluh dan POPT yang tersebar di Jabar tersebut memiliki tugas dalam memastikan kondisi pangan di Jabar aman dengan harga terjangkau.
"Kuncinya tidak selalu menyerahkan kepada petani, kita investasi ke orang-orang berilmu ini (Penyuluh) untuk memastikan kita sebagai konsumen bisa aman nyaman dalam mengonsumsi dan harganya bisa terjangkau," katanya.
Menurutnya, Rp 100 miliar anggaran disediakan oleh Pemprov Jabar untuk honor dan operasional (penyuluh). Serta, memastikan kedaulatan pangan hadir di Jabar termasuk bendungan yang ujungnya untuk irigasi sawah baru.
"Pemerintah Pusat terus mendukung dan mengoordinasikan," katanya.
Pemprov Jabar pun akan menyelenggarakan penyuluhan pertanian kepada 3.753 penyuluh pertanian dan program regenerasi petani melalui program Petani Milenial. Nantinya akan dibimbing oleh para penyuluh dan POPT.
Sementara menurut Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Jabar Dadan Hidayat, pembangunan SDM pertanian di Jabar merupakan bukti kepedulian Pemprov dalam meregenerasi petani.
Dadan mengatakan, tugas dan fungsi penyuluh dan POPT akan memberikan pelayanan yang terbaik dalam mendampingi petani milenial agar bisa menjaga stabilitas ketahanan pangan di Jabar.
"Perlu saya informasikan selain melaksanakan tugas dan fungsi dasar mereka sebagai penyuluh dan PPOT, mereka harus mampu memberikan inovasi dan pelayanan terbaik," kata Dadan.