PLN Bukukan Pendapatan Rp 455 Triliun pada 2022
PLN mencatat penjualan listrik tumbuh sebesar 6,3 persen.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 455 triliun (unaudited) pada tahun 2022. Ini didorong oleh peningkatan penjualan listrik sepanjang 2022.
"Di tengah volatilitas kurs dan ICP (harga minyak mentah Indonesia) jauh di atas asumsi makro, PLN mampu meningkatkan performa di tahun 2022," kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI yang dipantau secara daring, Rabu (15/2/2023).
Hal tersebut dilatarbelakangi dengan tumbuhnya penjualan listrik sepanjang tahun 2022. PLN mencatat penjualan listrik tumbuh sebesar 6,3 persen, yaitu 274 terawatt hour (TWH), lebih tinggi 16,1 TWh atau setara Rp 22,2 triliun dari tahun 2021 sebesar 257 TWh.
Angka tersebut, juga lebih tinggi 10,7 TWh atau setara Rp 15,4 triliun dari target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2022, yaitu 263 TWh.
"Ini bahkan lebih tinggi 10,7 TWh atau setara Rp15,4 triliun dibanding target RKAP di tahun 2022, targetnya yaitu 263 TWh. Sedangkan 'delivery' kami adalah 274 TWh," ucap Darmawan.
Atas capaian tersebut, ia pun mengapresiasi kinerja jajaran direksi dan juga seluruh jajaran PLN karena telah melakukan inovatif marketing melalui berbagai program.
Pertama kata dia, adanya program captive acquisition. "Kami juga mengetuk pintu dari industri-industri yang masih mengoperasikan pembangkitnya sendiri. Kami melakukan kolaborasi apakah bisa listriknya bisa menggunakan PLN dan ternyata jumlahnya cukup besar," ungkapnya.
Berikutnya, program diskon tambah daya. "Kemudian kami juga melakukan program diskon tambah daya yang artinya kami memfasilitasi agar tambah daya ini bisa jauh lebih murah dan jauh lebih mudah," ujar Darmawan.
Kemudian, program electricfying lifestyle, electricfying agriculture, dan electricfying marine. "Ini termasuk kapal-kapal yang bersandar tadinya menggunakan diesel saat ini sudah menggunakan listrik PLN," kata Darmawan.
Terakhir, juga terdapat program pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK), kawasan industri, dan smelter. "Dan akibatnya dampak positifnya adalah pertumbuhan demand yang sangat sehat," tuturnya.