Mentan Siapkan Langkah Antisipasi Hadapi Musim Kemarau

BMKG menyatakan musim kemarau tahun ini akan lebih kering dibandingkan sebelumnya.

ANTARA/Mohammad Ayudha
Pengendara sepeda morot melintasi jembatan jalan lama yang menghubungkan Kecamatan Wuryantoro dengan Eromoko di area Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri, Jawa Tengah, Selasa (4/10/2022). BMKG telah menyatakan musim kemarau pada tahun ini akan lebih kering dibandingkan tiga tahun terakhir.
Rep: Dessy Suciati Saputri Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyampaikan, pemerintah telah menyiapkan langkah antisipasi untuk menghadapi dampak El Nino terhadap sektor pertanian. Menurut dia, peringatan potensi kekeringan panjang dampak dari El Nino harus diantisipasi oleh semua pihak, baik pemerintah pusat, daerah, maupun para petani.  

Baca Juga


“Kita jadikan itu warning sehingga berbagai langkah pun harus dilakukan kita ndak tunggu El Ninonya dateng baru kita bereaksi,” kata Mentan Syahrul di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (17/2/2023).

Salah satu yang disiapkan pemerintah, yakni ketersediaan pompa air dan memastikan kondisi bendungan untuk mengairi lahan pertanian sehingga tidak mengalami kekeringan. “Misalnya, El Nino hadir maka pompa air harus diperkuat ya, cek dam harus dimantapkan. Dan itu bukan hanya kerjaan menteri, kerjaan mulai dari pak gubernur, bupati, sampai dengan pelaku petani kita di bawah mendorong itu,” katanya.

Syahrul menekankan agar langkah antisipasi ini harus disiapkan dengan baik. Sehingga El Nino tidak berdampak pada stok pangan di seluruh daerah.

“Lebih baik kita mengasumsi terjelek bahwa besok akan ada kekeringan dan bupati sudah mempersiapkan langkahnya. Bipori dan lain-lain harus mainkan, irigasi harus digali lebih kuat dan lain-lain,” ujar dia.

Sebelumnya, BMKG menyatakan musim kemarau pada tahun ini akan lebih kering dibandingkan tiga tahun terakhir. Hal itu didorong kondisi La Nina selama tiga tahun terakhir sejak 2020 hingga 2022 yang berdampak pada melemahnya intensitas iklim basah.

“Namun, pada saat ini secara umum kita sampaikan bahwa kondisi La Nina yang tiga tahun masih memengaruhi musim di Indonesia dalam waktu ke depan ini akan mulai mengarah ke kondisi normal atau netral,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Dodo Gunawan.

Kondisi El Nino–Southern Oscillation (ENSO) netral diprediksi akan terus bertahan hingga pertengahan 2023. Dengan kondisi tersebut, kemungkinan akan ada beberapa daerah yang mendapatkan potensi curah hujan bulanan dengan kategori rendah (akumulasi kurang dari 100 mm per bulan).

Menurut dia, BMKG terus bekerja sama dengan berbagai sektor yang terdampak kekeringan, dengan memberikan informasi update reguler mengenai perkembangan iklim maupun bersama-sama menetapkan langkah-langkah mitigasinya. Dodo pun mengimbau sektor terkait dan masyarakat agar selalu memantau perkembangan iklim dan cuaca terkini yang diberikan BMKG melalui kanal-kanal informasi resminya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler