Demi Diri dan Bayinya, Calon Ibu Perlu Jaga Kesehatan Jantung Sebelum Hamil
Kesehatan ibu berpengaruh pada janin yang dikandungnya.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagi sebagian perempuan, kehamilan adalah salah satu saat paling mendebarkan dalam hidup. Namun, kondisi membahagiakan itu perlu dibarengi tindakan ekstra untuk menjaga serta mempertahankan kesehatan.
Salah satunya ialah dengan menjaga kesehatan jantung. Tidak hanya dilakukan saat hamil, tetapi juga sebelum hamil dan bahkan sebelum merencanakan kehamilan. Penelitian terbaru mengungkapkan, upaya itu penting untuk memastikan kehamilan yang aman bagi ibu dan janinnya.
Menurut studi oleh American Heart Association, kesehatan jantung perempuan sebelum proses pembuahan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap risiko yang terkait dengan kehamilan. Itu juga berimbas pada kesehatan kardiovaskular jangka panjang ibu dan anaknya di masa depan.
Secara alami, begitu kehamilan dimulai, kesehatan ibu berpengaruh pada janin yang dikandungnya. Perbaikan kesehatan jantung diperlukan sebelum terjadi pembuahan untuk mencegah siklus generasi kesehatan jantung yang buruk, kasus yang sering terjadi di sejumlah negara.
"Jika ibu hamil meningkatkan kesehatannya prakehamilan, itu akan mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan, hal yang memengaruhi kesehatan anak di kemudian hari," ujar salah satu peneliti, Holly Gooding, profesor madya di Fakultas Kedokteran Universitas Emory di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat.
Gooding menjelaskan konsep prakehamilan mencakup periode sebelum tahun perencanaan reproduksi. Rentang usia tersebut bervariasi dari satu orang dengan orang lainnya, kira-kira antara 15 tahun sampai 44 tahun.
Artinya, sejak usia belia pun seorang perempuan dianjurkan menerapkan gaya hidup sehat demi menjaga kesehatan jantungnya. Menjaga kesehatan jantung sepanjang masa itu amat krusial, sebab lebih dari satu dari empat kematian terkait kehamilan di AS disebabkan oleh penyakit kardiovaskular.
Seperti diketahui, penyakit kardiovaskular adalah istilah umum untuk segala kondisi yang memengaruhi jantung atau pembuluh darah. Analisis terbaru menengarai bahwa penyakit kardiovaskular termasuk risiko terbesar selama kehamilan.
Dikutip dari laman yankes.kemkes.go.id, ibu hamil yang memiliki riwayat penyakit jantung punya risiko yang lebih tinggi untuk mengalami komplikasi selama kehamilan, mulai dari perdarahan selama persalinan hingga bayi lahir prematur. Masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi, kelahiran dini, berat badan lahir rendah, dan diabetes gestasional memengaruhi sekitar satu dari lima kehamilan.
Selama 10 tahun terakhir, kemungkinan tekanan darah tinggi selama kehamilan telah meningkat. Pada akhirnya, itu akan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular pada ibu dan anak.
Studi juga menekankan perlunya menghilangkan rasisme struktural dan faktor yang membuat ibu hamil tidak bisa mengakses kesehatan dengan baik. Berdasarkan penelitian ilmiah itu, perempuan yang menghadapi rasisme dan tidak mendapat akses kesehatan memadai lebih berisiko saat mengalami masalah jantung.
Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk melengkapi hasil studi. Ketua Komite Penulis Studi, Sadiya Khan, menyebutkan sejumlah cara meningkatkan kesehatan jantung.
Untuk memiliki kesehatan jantung yang optimal, para perempuan disarankan tidak merokok, cukup tidur, aktif bergerak, dan mempertahankan berat badan yang sehat. Mereka juga perlu menerapkan pola makan seimbang serta menjaga kesehatan tekanan darah, glukosa darah, dan kadar kolesterol.
"Sangat penting untuk menemukan cara untuk mengintervensi dan mempromosikan kesehatan secara adil," kata Khan yang merupakan asisten profesor kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Northwestern Feinberg di Chicago, dikutip dari laman The News, Ahad (19/2/2023).