Panas AS-Cina Gara-Gara Balon

Balon seolah menjadi pesan Cina untuk AS.

Reuters
Perjalanan Balon Mata-mata China di Langit AS (ilustrasi)
Red: Joko Sadewo

Oleh : Esthi Maharani, Jurnalis Republika.co.id

REPUBLIKA.CO.ID, Balon China terbang di wilayah udara Amerika. Balon yang seukuran tiga bus sekolah itu bergerak ke wilayah timur di atas zona udara Amerika pada ketinggian sekitar 60 ribu kaki atau 18.600 meter.


Balon itu memasuki zona pertahanan udara AS di utara Kepulauan Aleutian pada 28 Januari dan pindah ke daratan melintasi Alaska. Balon itu kemudian masuk ke wilayah udara Kanada di wilayah barat laut pada 30 Januari.  Keesokan harinya atau 31 Januari, balon itu menyeberang kembali ke AS melalui wilayah di atas Idaho utara.

Pejabat AS tidak secara terbuka mengungkapkan keberadaan balon tersebut di atas Amerika Serikat. Pemerintah AS  sempat mengajukan protes pada Cina terkait keberadaan balon tersebut. Hingga akhirnya pada 2 Februari, Pentagon mengumumkan balon milik Cina tersebut digunakan untuk mengintai lokasi militer sensitif AS.

Yang membuat pemerintah AS curiga adalah ketika balon itu tiba-tiba melambat saat melintasi wilayah Montana negara bagian yang berbatasan dengan Idaho. Wilayah tersebut merupakan rumah bagi salah satu dari tiga ladang silo rudal nuklir di Pangkalan Angkatan Udara Malmstrom. AS pun kemudian menuduh balon itu adalah balon mata-mata Cina.

Balon mata-mata Cina ini bukan kali pertama terjadi. Setidaknya balon mata-mata telah terbang sebentar di atas AS tiga kali selama pemerintahan Presiden Donald Trump dan satu kali sebelumnya di bawah Presiden Joe Biden.

AS meyakini balon Cina itu diam-diam menjangkau dunia. Disebutkan balon Cina lainnya sedang terbang di atas Amerika Latin. AS juga menyebut bahwa beberapa tahun terakhir, balon Cina juga telah terlihat di negara-negara di lima benua termasuk Asia Timur, Asia Selatan, dan Eropa.

Meski mengakui balon tersebut milik Cina, pemerintah setempat membantah balon digunakan untuk memata-matai situs militer AS. Cina mengatakan balon itu digunakan untuk keperluan meteorologi sipil dan tujuan ilmiah lainnya telah tersesat ke wilayah udara AS. Penerbangan balon di atas Amerika Serikat adalah kecelakaan force majeure, dan menuduh politisi dan media AS mengambil keuntungan dari situasi tersebut untuk mendiskreditkan Cina.

Keberadaan balon mata-mata memang bukanlah hal baru. Balon udara merupakan teknologi pengintai paling tua. Balon mata-mata sudah ada sejak berabad-abad yang lalu, dan lebih banyak digunakan dalam Perang Dunia Kedua. Selama Perang Dunia Kedua, Jepang meluncurkan ribuan balon hidrogen yang membawa bom. Ratusan balon yang membawa bom itu meledak di Amerika Serikat (AS) dan Kanada. Sebagian besar ledakan dari balon itu tidak efektif, tetapi ada satu yang mematikan. 

Tidak hanya Jepang, tetapi AS dan Uni Soviet pun sering menggunakan balon udara selama perang dingin. Pada Mei 1945, enam warga sipil tewas ketika mereka menemukan salah satu balon pembawa bom di Oregon. Menurut dokumen dan penelitian militer, AS mulai menggunakan rangkaian balon, serta sensor raksasa yang dirangkai dan direntangkan lebih dari 600 kaki sebagai bagian dari upaya awal untuk mendeteksi peluncuran rudal Soviet selama era pasca-Perang Dunia Kedua. Mereka menyebutnya sebagai Proyek Mogul.

Salah satu rangkaian balon mendarat darurat di Roswell Army Airfield pada 1947. Personel Angkatan Udara yang tidak mengetahui program tersebut menemukan puing-puing balon itu. Balon mata-mata ini menjadi peralatan eksperimental yang tidak biasa, sehingga membuatnya sulit untuk diidentifikasi, dan meninggalkan para penerbang dengan pertanyaan yang tidak terjawab dari waktu ke waktu. Menurut laporan militer, balon Proyek Mogul itu diluncurkan di atas Pegunungan Sacramento.

Balon udara boleh saja jadi cara paling tua untuk mengintai. Tetapi mungkin saja karena cara yang dianggap jadul inilah yang sengaja dipakai Cina untuk mengirim sinyal pada AS dan juga untuk melihat reaksi negara tersebut. Balon yang diterbangkan melintasi benua Amerika ini bisa saja digunakan untuk menguji AS dalam mendeteksi ancaman yang masuk dan mencari lubang dalam system peringatan pertahanan udara AS.

Bisa jadi Cina sengaja menggunakan balon untuk menunjukkan kemampuan teknologi canggih untuk menyusup ke ruang udara AS tanpa menimbulkan risiko atau potensi meningkatnya eskalasi serius. Selain itu, balon cenderung lebih murah dan mudah diluncurkan daripada satelit yang umumnya membutuhkan peluncuran dari roket.

Cina juga bisa saja ingin menunjukkan kepada AS bahwa mereka memiliki banyak pilihan teknologi untuk pengintaian. Lalu Cina bereksperimen untuk melihat seberapa jauh mereka dapat mendorong sesuatu dan balon menjadi semacam pesan politik. 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler