Bertemu Menlu Cina, Menlu AS: Program Balon Mata-Mata Anda Telah Terekspos ke Dunia
AS menembak jatuh benda yang disebut sebagai balon mata-mata milik Cina.
REPUBLIKA.CO.ID, MUENCHEN -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken melakukan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Cina, Wang Yi, di sela-sela konferensi keamanan di Muenchen, Jerman, Sabtu (18/2/2023). Ini adalah kontak tingkat tinggi pertama antara kedua negara sejak AS menembak jatuh balon mata-mata Cina dua pekan lalu.
Dalam pembicaraan yang berlangsung selama satu jam itu, Blinken mengatakan kepada Wang bahwa balon mata-mata Cina yang melintas di wilayah udara AS telah melanggar kedaulatan. Blinken juga mengirimkan pesan bahwa program pengintaian Beijing telah "diekspos ke dunia".
"Saya menjelaskan kepadanya (Wang Yi) bahwa Cina mengirimkan balon pengintaiannya ke Amerika Serikat yang melanggar kedaulatan kami, melanggar hukum internasional. Ini tidak dapat diterima dan tidak boleh terjadi lagi," kata Blinken, dalam sebuah wawancara untuk CBS "Face the Nation".
Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Ned Price, mengatakan, Blinken juga mengatakan kepada pejabat Cina bahwa program balon pengawasan Cina telah menyusup ke wilayah udara lebih dari 40 negara di lima benua, dan telah terekspos ke dunia. Blinken juga mengatakan kepada Wang bahwa AS tidak mencari konflik dengan Cina.
"Amerika Serikat akan bersaing serta akan membela nilai-nilai dan kepentingan kami, tetapi kami tidak ingin konflik dengan Cina dan tidak mencari Perang Dingin yang baru," kata Price.
Menurut Price, Blinken menggarisbawahi pentingnya mempertahankan dialog diplomatik dan membuka jalur komunikasi setiap saat. Sebelumnya, Wang kembali mengakritik Amerika Serikat karena menembak jatuh balon tersebut dengan kekuatan berlebihan.
Dalih Cina
Beijing bersikeras balon putih yang ditembak jatuh di lepas pantai Carolina pada 4 Februari 2023 adalah sebuah pesawat sipil nirawak yang digunakan untuk penelitian meteorologi. Balon tersebut keluar jalur karena angin dan hanya memiliki kemampuan "swakemudi" yang terbatas.
Wang menuduh AS melanggar norma hukum internasional dengan menghancurkan objek tersebut menggunakan misil yang ditembakkan dari jet tempur AS.
"Tindakan tersebut tidak menunjukkan bahwa AS besar dan kuat, tetapi menggambarkan kebalikannya," kata Wang.
Wang juga menuduh AS menolak kemajuan ekonomi Cina dan berusaha menghalangi perkembangan lebih lanjut.
"Apa yang kami harapkan dari AS adalah pendekatan pragmatis dan positif ke Cina yang memungkinkan kami untuk bekerja sama," kata Wang.