Seluruh Pengungsi Banjir Solo Sudah Kembali ke Rumah Masing-Masing

Banjir terjadi di Kota Solo sejak Kamis hingga Sabtu.

ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Warga duduk di atas gapura kampung saat banjir di Kampung Joyotakan, Solo, Jawa Tengah, Jumat (17/2/2023). Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Solo sebanyak 21.846 jiwa dari 15 Kelurahan di Kota Solo terdampak banjir akibat meluapnya sejumlah anak sungai Bengawan Solo.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO --  Seluruh pengungsi banjir di Kota Solo yang terjadi sejak Kamis-Sabtu (16-18/2/2023) sudah kembali ke rumah masing-masing menyusul genangan air yang mulai surut sejak Jumat (17/2/2023) petang. Sebelumnya, masih ada sejumlah warga dari tiga kelurahan yang bertahan di pengungsian karena genangan air di rumah mereka cukup parah.

Baca Juga


Dua kelurahan di antaranya berada di Kecamatan Jebres, yakni di Kelurahan Gandekan dan Kelurahan Pucangsawit. Camat Jebres Ari Dwi Daryamto, Ahad, mengatakan para pengungsi dari dua kelurahan tersebut sudah meninggalkan lokasi pengungsian sejak Sabtu (18/2/2023).

"Sejak banjir mulai surut, warga mulai membersihkan rumah mereka," katanya.

Satu kelurahan lain yang sempat masih menyisakan pengungsi yakni Kelurahan Joyontakan, Kecamatan Serengan. Camat Serengan Agung Wijayanto mengatakan saat ini warga mulai membersihkan rumah dan lingkungan sekitar.

"Warga mulai melakukan pembersihan di lingkungan dari sampah bekas banjir," katanya.

Dari seluruh wilayah yang ada di Kecamatan Serengan, dikatakannya, lingkungan yang paling parah terdampak banjir yakni di RW 05 dan RW 06, Kelurahan Joyontakan. Ia mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan warga yang kehilangan harta benda saat kejadian banjir mengingat rumah mereka dalam keadaan kosong.

Donasi dari pihak swasta juga dilaporkan mulai mengalir pada warga terdampak banjir di Kota Solo yang terjadi sejak Kamis hingga Sabtu kemarin. Salah satu pihak yang memberikan donasi kepada masyarakat yakni Yayasan Metta CARE. Sejak Sabtu hingga Ahad ini, yayasan tersebut masih menyalurkan pembersih lantai bagi warga terdampak banjir.

Pembina Yayasan Metta CARE Sumartono Hadinoto telah melakukan komunikasi dengan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming untuk masalah kebersihan dan kesehatan rumah setelah terjadinya banjir.

"Dengan adanya komunikasi antara Yayasan Metta CARE dengan pak wali, karena genangan sudah mulai surut maka yang menjadi kebutuhan korban banjir adalah perlunya pembersih lantai. Untuk itu Yayasan Metta Care mendonasikan 1.000 liter cairan pembersih lantai yang disalurkan kepada warga terdampak genangan," katanya.

Ia mengatakan bantuan tersebut disalurkan melalui PMI Kota Surakarta. Dari hasil koordinasi dengan Pemerintah Kota Surakarta, donasi tersebut disalurkan ke sejumlah lokasi posko banjir, di antaranya di Joyontakan, Semanggi, dan Pucangsawit.

Ia berharap bantuan tersebut dapat bermanfaat dan mengurangi beban masyarakat yang rumahnya terdampak banjir.

"Kebersihan rumah khususnya lantai ini cukup penting bagi penghuninya. Dengan lantai yang bersih dan sehat akan memberi dampak bagi kesehatan penghuni rumah. Tujuannya agar terhindar dari berbagai penyakit seperti diare dan penyakit saluran pencernaan lain," katanya.

 

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler