ASDP Siapkan Strategi Angkutan Lebaran 2023
Cuaca ekstrem dan keselamatan penumpang menjadi fokus ASDP tahun ini.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mempersiapkan strategi peningkatan layanan angkutan Lebaran 2023 yang diharapkan dapat berjalan lancar, aman, tertib dan selamat. Corporate Secretary ASDP Indonesia Ferry, Shelvy Arifin mengatakan kesiapan tersebut dilakukan berdasarkan evaluasi terhadap penyelenggaraan layanan penyeberangan periode angkutan Lebaran 2022 dan Natal dan Tahun Baru (Bataru) 2020/2023.
“Hasil evaluasi dari layanan angkutan Lebaran 2022 dan Layanan Nataru 2023 kemarin terdapat tiga hal lesson learned yang menjadi fokus,” kata Shelvy dalam pernyataan tertulisnya, Ahad (20/2/2023).
Pertama yaitu terdapat kondisi cuaca ekstrem di beberapa lintasan sehingga terjadi penutupan layanan penyeberangan pada periode waktu tertentu. Untuk yang kedua, Shelvy mengatakan masih terdapat praktek calo yang terjadi sehingga perlu dilakukan evaluasi dan tindak lanjut untuk mengatasi hal tersebut dan ketiga mengenai keselamatan dan keamanan pelayanan angkutan penyeberangan.
Shelvy menegaskan, terjadinya kecelakaan kendaraan pada saat pemuatan di atas kapal angkutan penyerbangan termasuk jatuhnya kendaraan kelebihan muatan dan dimensi perlu menjadi perhatian. “Atas kejadian ini, perlu dilakukan koordinasi dengan stakeholders terkait serta peningkatan pemahaman SOP oleh operator kapal sebagai tindak lanjut pencegahan agar tidak terjadi kembali," jelas Shelvy.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam Rapat Kerja dengan Komisi V DPR menyampaikan evaluasi penyelenggaraan angkutan Nataru 2022/2023 menjadi modal penting bagi pemerintah. Khususnya dalam upaya melancarkan penyelenggaraan angkutan Lebaran 2023.
Dari hasil evaluasi, Budi menyebut, penyelenggaraan Angkutan Nataru yang telah dilaksanakan berjalan relatif lancar dan terkendali dan masih ada beberapa hal yang harus dibenahi. “Evaluasi ini penting bagi kami untuk mempersiapkan Angkutan Lebaran nanti, yang semoga juga dapat berjalan dengan lancar dan terkendali,” ujar Budi.
Budi menjelaskan, pada Angkutan Nataru 2022/2023 terjadi lonjakan pergerakan penumpang dan kendaraan yang cukup signifikan karena telah dicabutnya kebijakan PPKM. Tercatat, kenaikannya mencapai 73,33 persen atau sebesar 5,3 juta penumpang angkutan umum jika dibandingkan Nataru 2021/2022.
Kemenhub mencatat kenaikan penumpang tertinggi terjadi pada moda kereta api sebesar 168,32 persen. Lalu diikuti moda jalan sebanyak 80,39 persen, moda udara 63,7 persen, moda penyeberangan 49,92 persen, dan moda laut 29,05 persen.
Selama penyelenggaraan angkutan Nataru juga terdapat sejumlah kejadian menonjol yang disebabkan oleh cuaca ekstrem. Beberapa diantaranya seperti pelayanan angkutan penyeberangan di Merak-Bakauheni diberhentikan sementara oleh Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) selaku otoritas pelabuhan yang sempat menyebabkan antrean kendaraan dan insiden jatuhnya dua kendaraan dari kapal di Pelabuhan Merak.