Kemenag Bogor: Ucapan Plt Bupati Tentang 'Injak Alquran' Bukan Maksud Menghina
Kemenag Bogor sebut ucapan Plt Bupati tentang injak Alquran bukan bermaksud menghina.
REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bogor, Syukri Ahmad Fanani, sudah melakukan verifikasi atau tabayyun dengan Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan, terkait pernyataan ‘saya siap injak Alquran’. Dari hasil tabayyun tersebut, menurutnya tak ada maksud Plt Bupati Bogor untuk merendahkan Alquran.
“Saya sudah tabayyun dengan Plt Bupati, bahwa esensi yang dimaksud beliau bukan menginjak Alqurannya. Semua orang paham kalo bersumpah itu dengan Alquran toh, karena Alquran adalah pedoman hidup kita umat Islam,” ujar Syukri Ahmad, Selasa (28/2/2023).
Ia menjelaskan, di dalam Alquran ada perintah larangan manusia untuk tidak menjual beli jabatan. “Mungkin maksud beliau, beliau tidak mungkinlah melakukan transaksional jabatan. Karena itu dilarang Allah seperti yang termaktub di dalam Kitab Suci Alquran,” sambungnya.
Setelah mendengar langsung dari Plt Bupati Bogor, Syukri Ahmad menangkap bahwa pernyataannya tak sedikitpun bermaksud merendahkan Alquran. Jika transaksional jabatan memang benar dilakukan, menurutnya sama saja Plt Bupati Bogor sudah ‘menginjak-injak’ kitab suci.
“Sesuatu yg mustahil lah untuk dilakukan orang beriman. Itu tanggung jawabnya dunia akhirat. Pak Plt Bupati kan bilang begitu, coba secara utuh didengar lagi deh. Ya saya sudah Tabayyun dengan beliau. Alhamdulillah sudah clear,” tegasnya.
Sebelumnya, Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan angkat bicara terkait viralnya isu pernyataan ‘saya siap injak Alquran’. Iwan menegaskan, ia tak ada niat sedikit pun untuk merendahkan Alquran.
“Sehubungan dengan pernyataan saya dalam menjawab pertanyaan terkait isu jual beli jabatan yang diberitakan, pernyataan tersebut hanya untuk menegaskan bahwa saya tidak pernah melakukan jual beli jabatan dalam proses mutasi dan promosi di lingkungan Pemkab Bogor,” ujar Iwan.
Untuk menjelaskan maksud pernyataan tersebut, ia juga telah tabayyun dan bersilaturahmi dengan beberapa tokoh, agam, ulama, habaib, hingga tokoh masyarakat untuk mengklarifikasi dan mengutarakan permintaan maaf saya terkait pernyataan tersebut.
“Dari hati yang paling dalam dan tulus, sebagai rasa penyesalan atas kekhilafan ucapan saya, pada kesempatan ini saya menyampaikan permohonan maaf kembali. Demi Allah saya tidak ada niatan sama sekali untuk melecehkan Alquran yang menjadi pedoman hidup saya dan seluruh umat Islam,” ujarnya.