Marak Kekerasan Seksual Anak, LPT-KA UMM Gelar Psikoedukasi

Pendidikan seksual bukan merupakan hal yang tabu.

Republika/Mardiah
Kekerasan seksual terhadap anak (ilustrasi)
Rep: Wilda Fizriyani Red: Fernan Rahadi

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menyebutkan terdapat 542 perempuan yang menjadi korban kekerasan seksual sepanjang 2022. Nahasnya, angka kekerasan seksual pada anak juga tinggi yakni sebanyak 2.436 atau sekitar 53,8 persen.


Berangkat dari itu, Laboratorium Psikologi Terapan Keluarga dan Tumbuh Kembang Anak (LPT-KA) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bergegas untuk beraksi yang dikemas berupa psikoedukasi. Kegiatan kali kmu menggaet MI Nurul Huda dan melaksanakannya pada akhir Februari 2023.

Salah satu pemateri, Siti Maimunah menjelaskan, pendidikan seksual bukan merupakan hal yang tabu. Menurutnya, orang tua seringkali melihat bahwa edukasi ini mengarah pada hubungan seksual. "Padahal tidak demikian," katanya.

Edukasi tersebut malah memberikan topik yang bermanfaat bagi anak. Beberapa di antaranya seperti nilai-nilai harus diterapkan dalam keluarga, penghargaan terhadap diri, dan menekankan batasan diri terhadap orang lain. Dengan kata lain, mengetahui cara membatasi area tubuh yang tidak boleh dilihat dan disentuh orang lain.

Edukasi seks juga menekankan identitas gender sesuai fitrahnya. Kemudian juga menjaga kebersihan area genital dan tentang bagaimana anak mengetahui tahapan perkembangan fisik dan psikis masa pubertas sebelum mereka mengalaminya. 

Orang tua sendiri merupakan garda terdepan untuk memberikan edukasi tersebut. Dengan memberikan pemahaman sejak dini, maka anak akan terbiasa menjaga area genital yang dimiliki dengan sebaik-baiknya.

Ia menegaskan, harus ada komunikasi yang sehat antara orang tua dan anak dalam pendidikan tersebut. Semakin sering orang tua mengajak komunikasi, maka semakin mudah pula anak untuk terbuka dan mengobrolkan banyak hal. "Baik yang dialami maupun yang dirasakan," jelasnya.

Sementara itu, Ketua dari LPT-KA UMM Diana Savitri Hidayati menyampaikan, psikoedukasi ini bertujuan untuk menekan angka pelecehan seksual yang terjadi di Indonesia. Ia berharap, orang tua bisa lebih perhatian untuk menjaga dan mendampingi putra-putri mereka. 

Menurut dia, sebuah pendidikan memang harus terintegrasi antara orang tua, sekolah dan lingkungan. Maka, pihaknya akan berupaya membangun kerjasama dengan berbagai sekolah lainnya. Kemudian menjelaskan pentingnya edukasi seksual bagi anak.

Kegiatan tersebut disambut baik oleh pihak sekolah dan wali murid. Kepala MI Nurul Huda, Sholeh menilai, kedatangan LPT-KA UMM sangat bagus. Pendidikan seks memang seharusnya sudah dikenalkan sejak dini. Hal ini sebagai langkah intervensi meningkatnya angka kekerasan seksual. 

Dia berharap para wali murid juga sadar dan paham akan pentingnya hal ini. "Pun dengan upaya untuk menyebarluaskannya ke tetangga maupun masyarakat secara luas,” kata dia menambahkan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler