Cina dan Prancis Siap Meluncurkan Satelit Pemburu Semburan Sinar Gamma
Observatorium SVOM berupaya mendeteksi semburan sinar gamma yang singkat dan keras.
ANTARIKSA -- Cina dan Prancis akan meluncurkan Variable Objects Monitor (SVOM) ke luar angkasa dalam waktu dekat. Misi kolaborasi kedua negara itu akan memburu semburan sinar gamma di lingkungan Galaksi Bima Sakti kita.
Dilansir Space.com, Ahad, 5 Maret 2023, Prancis akan mengirim sepasang instrumen sains canggih bagiannya ke Cina dalam persiapan peluncuran observatorium. SVOM astronomi multi-band berbasis ruang angkasa adalah kolaborasi yang ditempa China National Space Administration (CNSA) dan Center national d'etudes spatiales (CNES) pada tahun 2014.
Satelit akan mencari ledakan kosmik yang berumur pendek dan sangat keras yang dikenal sebagai semburan sinar gamma. Untuk mempelajari semburan itu, SVOM akan mendeteksi radiasi elektromagnetik berenergi tinggi dalam rentang sinar-X dan sinar gamma.
Dalam misi bersama itu, Cina menyediakan Gamma Ray Burst Monitor (GRM) untuk mengukur spektrum emisi dari ledakan sinar gamma (GRB). Cina juga akan menyediakan Visible Telescope (VT) yang akan mencari cahaya yang dipancarkan dalam panjang gelombang optik setelah peristiwa GRB terjadi.
Sementara itu, Prancis bertanggung jawab mengembangkan teleskop ECLAIR dan Microchannel X-ray Telescope (MXT). MXT akan menggunakan optik inovatif lobster eye yang memungkinkan bidang pandang yang luas.
Satelit SVOM seberat 930 kilogram itu akan diluncurkan dengan roket Long March 2C dari pelabuhan antariksa Xichang di Cina barat daya pada bulan Desember 2023 ini. Akun Twitter misi itu mengungkapkan pada 21 Februari bahwa dua muatan telah siap dikirim ke Cina untuk diintegrasikan dengan satelit.
Satelit SVOM dikembangkan oleh Shanghai Engineering Center for Microsatellites China. SVOM dirancang untuk misi tiga tahun dengan kemungkinan bisa diperpanjang dua tahun.
Baik Cina maupun Prancis akan mengendalikan satelit itu dari darat. Kedua negara akan sama-sama menerima data sains, dan mengatur tindak lanjut pengamatan GRB.
Ada sejumlah badan dan institusi yang tergabung dalam konsorsium misi tersebut. Di antaranya, Institut de Recherche en Astrophysique et Planétologie (IRAP) Prancis, National Astronomical Observatory of China (NAOC), Institute of High Energy Physics (IHEP) Tiongkok, Universitas Leicester di Inggris, dan Universitas Otonomi Nasional Meksiko (UNAM).