Edukasi Gizi demi Cegah Obesitas Harus Dimulai Sebelum Menikah
Orang tua berperan penting dalam mencegah anak menjadi obesitas.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis gizi klinis Diana F Suganda mengatakan edukasi gizi dalam keluarga demi mencegah anak mengalami obesitas bisa dimulai sejak sebelum calon orang tua menikah. Edukasi ini juga bertujuan agar calon ayah dan ibu memiliki ilmu gizi cukup ini dilanjutkan saat calon ibu hamil, melahirkan, dan seterusnya.
"Masuk fase pemberian makanan pendamping Air Susu Ibu (MPASI), pastikan orang tua memahami bahwa anak butuh makan dalam bentuk gizi seimbang, makan sesuai kebutuhan bukan keinginan si anak atau keinginan orang tua," kata Diana melalui keterangan tertulis, Ahad (5/3/2023).
Diana mengingatkan, komposisi gizi seimbang yang dibutuhkan anak ialah berupa karbohidrat, protein hewani dan protein nabati, serta zat gizi mikro lainnya. Pastikan anak makan sesuai kebutuhan kalori berdasarkan kelompok usia tumbuh kembangnya.
"Orang tua harus paham hal ini untuk menghindari asupan kalori berlebih pada anak sehingga terhindar dari risiko obesitas," ujar dokter dari Persatuan Dokter Gizi Klinik Indonesia yang berpraktik di RSPI Bintaro Jaya, Tangerang Selatan, Banten itu.
Selain memilih jenis makanan, sebaiknya perhatikan juga cara memasaknya. Diana menyarankan orang tua mengurangi memasak makanan dengan cara digoreng, misalnya, cukup satu hingga dua kali sepekan.
Selebihnya coba atur cara memasak dengan ditumis, sop bening, pepes, atau panggang. Menurut Diana, semua cara itu sangat efektif mengurasi asupan kalori si anak.
"Hindari makanan olahan dan makanan beku, kaleng, dan snack (kemasan)," kata Diana.
Kenalkan anak pada makanan segar dan olahan sendiri. Daripada nugget, lebih baik makan daging ayam. Alih-alih sosis, mending masak daging cincang.
"Pilih makanan segar seperti buah-buahan dan sayuran segar," papar Diana.
Sementara itu, dokter spesialis anak konsultan endokrinologi, Frida Soesanti menyarankan, orang tua perlu memantau tumbuh kembang anak sejak dilahirkan. Pemantauan ini meliputi pengukuran tinggi dan berat badan anak secara rutin, minimal saat datang untuk imunisasi.
Hal itu pentingg demi mencegah anak mengalami obesitas. Saat anak mengalami kenaikan berat badan yang tidak wajar, pastikan proporsi dengan tinggi badannya seimbang.
Frida mengatakan, kriteria obesitas pada anak berbeda dengan orang dewasa. Pada orang dewasa, nilai indeks massa tubuh (IMT) atau BMI ditentukan dengan angka. Tetapi pada anak, digunakan kurva pertumbuhan karena memperhitungkan penambahan tinggi badan.
"Jika berat badan anak menurut tinggi badannya lebih dari 120 persen maka sudah termasuk obesitas," tutur dia.
Frida menyebut, penanganan obesitas pada anak memerlukan kerja sama seluruh anggota keluarga. Menurut dia, pemahaman gizi penting dan minimal ayah dan ibu harus memahami makanan mana yang sehat dan makanan yang harus dibatasi untuk anak.