Anak Obesitas, Ubah Dulu Pola Makannya Baru Ajak Olahraga

Mengubah pola makan jadi langkah pertama dalam penanganan obesitas pada anak.

www.freepik.com
Anak obesitas (ilustrasi). Dokter meminta anak yang mengalami obesitas tidak dianggap lucu karena itu adalah sebuah penyakit.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengubah pola makan menjadi langkah pertama menangani anak yang terkena obesitas. Di samping itu, anak juga dapat berolahraga sesuai usia, menurut Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso.

"Sebab pola makan ini jauh lebih besar dampaknya daripada pola geraknya," kata Piprim dalam sebuah diskusi yang digelar daring, Selasa (7/3/2023).

Baca Juga


Menurut Pipirm, akan sukar untuk dilakukan jika anak obesitas langsung disuruh olahraga berat. Jalan kaki saja juga tak mudah dilakoni anak.

Untuk pola makan, orang tua bisa berhenti memberi anak makanan rendah nutrisi seperti junk food kemudian menggantinya dengan makanan alami atau real food. Piprim mengatakan, anak-anak sebaiknya dikenyangkan dengan sumber protein hewani, misalkan nasi dengan banyak lauk berupa dadar telur, ikan, atau ayam.

Jumlah protein yang ditingkatkan ini guna mencegah anak-anak menyantap karbohidrat cepat serap. Contohnya ialah camilan-camilan rendah nutrisi.

"Anak jadi lapar terus dan kebanyakan kalori karena pilihan jenis makanannya keliru (makan junk food), terlalu sering diberi makanan yang indeks glikemik tinggi atau tinggi karbohidrat, gula, dan tepung," kata dia.

Dampaknya, gula darah anak cepat naik kemudian cepat turun. Saat gula darahnya naik seperti roller coaster lalu turun menukik, anak akan merasa lapar lagi kemudian meminta makan kembali.

Piprim mengakui, upaya untuk memutus pola makan anak yang gemar menyantap junk food dan minuman manis tidak mudah. Oni membutuhkan dukungan orang tua.

"Mungkin minuman manisnya diganti dengan pemanis non-kalori seperti stevia, yang sangat manis tetapi tidak ada kalorinya, bisa jadi alternatif pemanis untuk anak-anak yang obesitas. Bahkan anak yang tidak obes pun boleh juga pemanisnya pakai stevia," kata Piprim.

Dalam kesempatan itu, Ketua Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Muhammad Faizi SpA(K) berpesan agar ayah dan ibu mencegah anak terkena obesitas sedini mungkin. Kalaupun anak telanjur obesitas, maka memodifikasi pola makan anak dan pola hidupnya bisa dilakukan sehingga bisa mengurangi dampak dari obesitas.

Kriteria anak obesitas bisa diukur melalui kurva pertumbuhan yang memperhitungkan penambahan tinggi badan. Ini berbeda dari orang dewasa yang berpegang salah satunya pada nilai indeks massa tubuh (IMT).

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler