Tega Banget, Elon Musk Cemooh Karyawan Twitter yang Kena PHK

Elon Musk merespons cuitan mantan karyawan Twitter dengan dua emoji tertawa.

AP Photo/Francois Mori
CEO Twitter, Elon Musk, kembali disorot di platform media sosialnya sendiri setelah menertawakan seorang mantan karyawan bernama Haraldur Thorleifsson./ilustrasi
Rep: Shelbi Asrianti Red: Natalia Endah Hapsari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO Twitter, Elon Musk, kembali disorot di platform media sosialnya sendiri setelah menertawakan seorang mantan karyawan bernama Haraldur Thorleifsson. Musk semula menanggapi pertanyaan yang diajukan Thorleifsson terkait pekerjaannya.

Baca Juga


Lewat akun @iamharaldur, Thorleifsson membuat cuitan yang menanyakan apakah dia terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) yang diterapkan perusahaan baru-baru ini. Percakapan itu lantas berlanjut dengan utas yang cukup panjang di Twitter.

Thorleifsson merupakan pendiri Ueno, agensi digital yang diakuisisi oleh Twitter pada 2021. Pria yang berdomisili di Islandia itu tiba-tiba kehilangan akses ke komputer kerjanya. Dia lantas bertanya kepada departemen sumber daya manusia (SDM) Twitter apakah dia masih memiliki pekerjaan itu, tetapi diberi tahu bahwa mereka tidak tahu.

Setelah mengirim email ke Musk tanpa hasil, Thorleifsson memutuskan untuk membuat cuitan di Twitter dan menandainya. "Dear @elonmusk sembilan hari yang lalu akses ke komputer kerja saya diputus, bersama dengan sekitar 200 karyawan Twitter lainnya," ujar Thorleifsson memulai cicitannya pada Senin (6/3/2023) sore.

Dia berharap cuitannya bakal ditanggapi jika menarik perhatian. Nyatanya, status Thorleifsson itu mendapat puluhan ribu retweet dan tanda suka hingga ditanggapi oleh Musk. Tak lama, Musk bertanya kepada Thorleifsson, pekerjaan apa yang tepatnya dia lakukan di perusahaan yang diakuisisi Twitter.

Thorleifsson menyatakan bahwa dia tidak dapat mendiskusikannya secara publik di Twitter tanpa persetujuan sebelumnya dari pengacara Musk. Setelah kesepakatan tertentu, Thorleifsson menyebutkan beberapa tanggung jawabnya di perusahaan, termasuk memimpin upaya untuk menghemat 500 ribu dolar AS pada kontrak SaaS, memimpin tim untuk meningkatkan desain di seluruh perusahaan, menjabat sebagai manajer perekrutan untuk semua peran desain, dan memprioritaskan proyek desain untuk mengakomodasi tim Twitter yang lebih kecil.

Musk kemudian menanggapi Thorleifsson dengan dua emoji yang menertawakannya. Dalam cuitan lanjutan, Musk membombardir Thorleifsson dengan pertanyaan dan meminta foto pekerjaan karyawan tersebut, juga terkait kenaikan level desain. Musk menyampaikan argumen kontra bahwa Twitter belum mempekerjakan peran desain apa pun dalam empat bulan terakhir.

Sebagai tanggapan, Thorleifsson memberi tahu Musk bahwa dia tidak dapat memberikan foto atau dokumen karena Twitter telah mengunci komputernya. Pria itu menambahkan bahwa bisa saja dia memberikan dokumentasi jika Musk memulihkan aksesnya ke perangkat tersebut. Setelah berbicara dengan Musk selama sekitar satu jam, Thorleifsson membuat cuitan bahwa staf SDM Twitter telah "secara ajaib" mengonfirmasi bahwa dia tidak lagi punya pekerjaan di perusahaan tersebut.

Musk, sementara itu, tampaknya tidak puas hanya "menertawakan" mantan karyawannya. Dia memutuskan untuk menghapus semua pembicaraan virtualnya dengan Thorleifsson. Dalam salah satu cuitannya, Musk mengaku meragukan kecacatan Thorleifsson.

Sebelumnya, Thorleifsson sempat menyampaikan dirinya mengidap kebutuhan khusus berupa sejenis distrofi otot yang disebut distrofinopati. Di situs webnya, Thorleifsson menjelaskan bahwa dia menggunakan kursi roda dan perlahan-lahan kehilangan kekuatan di tubuh bagian atas dan lengannya.

"Kenyataannya adalah bahwa orang ini (yang secara mandiri kaya) tidak melakukan pekerjaan nyata, diklaim sebagai alasan untuk mencegahnya bisa mengetik, namun secara bersamaan dia bisa membuat tweet. Saya tidak bisa mengatakan saya menghormati itu. Tapi apakah dia dipecat? Tidak, Anda tidak dapat dipecat jika Anda tidak pernah bekerja sejak awal!" kata Musk sinis, seperti dikutip dari laman Gizmodo, Rabu (8/3/2023).

Thorleifsson menanggapi komentar kejam Musk tentang kondisinya, menyayangkan karena Musk sudah mengungkapkan informasi kesehatan yang semula disepakati tetap jadi rahasia. Dia kemudian menjelaskan efek distrofi otot pada tubuhnya.

Pria itu berbagi bahwa dia mulai menggunakan kursi roda ketika berusia 25 tahun dan sekarang membutuhkan bantuan untuk masuk dan keluar dari tempat tidur dan menggunakan toilet. Soal komentar Musk tentang kondisi dan pekerjaannya, Thorleifsson menjelaskan bahwa dia telah memberi tahu pihak SDM Twitter bahwa dia tidak dapat melakukan pekerjaan manual untuk waktu yang lama sekaligus, tetapi dia masih bisa mengetik selama satu atau dua jam.

"Ini bukan masalah di Twitter 1.0 karena saya adalah direktur senior dan tugas saya sebagian besar adalah membantu tim bergerak maju, memberi mereka panduan strategis dan taktis. Saya mengetik ini di ponsel, omong-omong. Lebih mudah karena hanya perlu menggunakan satu jari," ucap Thorleifsson.

Mengenai pemecatan, Thorleifsson mengatakan dia baik-baik saja dengan itu dan menyatakan bahwa sangat wajar jika perusahaan mem-PHK karyawan. Namun, dia masih ingin melakukan langkah selanjutnya yakni mencari tahu apakah Twitter akan membayar utang sesuai kontrak.

Menurut TechCrunch, Thorleifsson dan para pendiri perusahaan lain yang diakuisisi Twitter di periode sebelumnya berada dalam daftar dilematis. Pasalnya, akan terlalu mahal untuk membayar pesangon mereka.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler