Parfum Beralkohol Bolehkah Dipakai untuk Sholat?

Ada beberapa jenama parfum yang sudah dipastikan halal.

Sciencealert
Parfum beralkohol (ilustrasi). Selama bukan dari industri khamr, penggunaan alkohol atau etanol diperkenankan untuk pemakaian luar, termasuk dalam parfum.
Rep: Rahma Sulistya Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Parfum menjadi pelengkap penampilan banyak orang. Parfum sudah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu, dan konon, sejarah parfum bermula sejak zaman Mesir.

Baca Juga


Islam menganjurkan umatnya untuk memakai wewangian pada waktu tertentu, misalnya saat shalat Jumat bagi laki-laki, dan ketika istri sedang bersama suaminya. Beragam jenis parfum tersebar di pasaran. Sebagai seorang Muslim, ada baiknya memilih parfum yang halal. Selain terkait titik kritis, LPPOM MUI juga sering kali mendapat banyak pertanyaan terkait ini.

Laboratory Service Manager of LPPOM MUI, Heryani, mengatakan bahan pelarut yang digunakan untuk parfum adalah etanol. Selama bukan dari industri khamr, penggunaan alkohol atau etanol (industri bahan kimia) diperkenankan atau boleh digunakan untuk pemakaian luar, tak terkecuali saat shalat.

“Jadi, adanya etanol pada produk parfum ini tidak masalah. Alkohol atau etanol yang digunakan untuk parfum tidak sama dengan khamr jenis minuman keras yang memabukkan,” kata Heryani dikutip dari laman halalmui.org.

Alkohol atau etanol bisa dihasilkan dari fermentasi khamr, tapi juga bisa dari bahan alamiah, seperti dari bunga atau buah-buahan. Penggunaan alkohol yang bersumber dari fermentasi non-khamr (secara kimia) selama tidak digunakan untuk pangan, misalkan sebagai kosmetik dan hand sanitizer, itu masih diperbolehkan.

Adanya alkohol atau etanol pada produk parfum sebagai pelarut dan pengikat bahan esensial, berfungsi untuk membuat aroma parfum agar lebih tahan lama. Parfum yang pelarutnya berasal dari alkohol, hukumnya halal dan tidak najis.

Fragrance dalam parfum juga termasuk bahan yang kritis. Ada dua jenis fragrance, yakni berasal dari bahan alami dan sintetik. Fragrance alami umumnya berasal dari bahan nabati, bunga, dan buah. Pembuatannya dilakukan secara fisik untuk mengambil ekstraknya, tanpa penambahan bahan lain.

Melihat dari bahan dan prosesnya, bisa dikatakan fragrance alami yang diolah seperti ini termasuk bahan tidak kritis. Sedangkan untuk fragrance sintetik biasanya lebih kompleks dibandingkan yang alami dan kehalalannya pun bisa termasuk bahan yang memiliki titik kritis.

Sekalipun parfum beraroma bunga dan buah, komposisi bahannya juga mengandung bahan turunan lemak, baik dari hewan maupun nabati. Jika dari hewan, maka harus dipastikan berasal dari hewan halal yang disembelih sesuai syariat Islam.

Jika ingin membeli parfum yang sudah dipastikan halal, maka bisa membeli beberapa jenama parfum lokal. Misalnya saja Wardah yang memiliki wangi fruity floral, ada juga Morris yang wanginya manis dan segar, serta Zoya body mist.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler