Bahaya, Warga Diminta tak Beraktivitas 7 Kilometer dari Puncak Merapi
Sugeng meminta agar masyarakat tetap tenang.
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) meminta masyarakat untuk tidak beraktivitas di kawasan rawan bencana (KRB) Gunung Merapi. Setidaknya, masyarakat diminta menjauh dengan jarak tujuh kilometer dari puncak Merapi.
"Mengikuti saran-saran yang sudah kita sampaikan bahwa jangan berkegiatan di tujuh kilometer dari puncak Merapi," kata Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Sugeng Mujiyanto dalam press conference yang digelar melalui Zoom, Sabtu (11/3/2023).
Sugeng meminta agar masyarakat tetap tenang. Meski begitu, masyarakat juga diminta untuk mempersiapkan diri mengingat awan panas guguran masih terus berlangsung.
"Masyarakat diharapkan tenang dulu, kemudian juga mempersiapkan diri dengan baik kalau seandainya nanti ada pemberitahuan lebih lanjut," ujar Sugeng.
Aktivitas vulkanik Gunung Merapi hingga saat ini juga masih tinggi. Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Agus Budi Santoso mengatakan, beberapa kali guguran masih terdengar di pos pengamatan Gunung Merapi Babadan.
Pihaknya mencatat bahwa rentetan awan panas guguran di Merapi sudah terjadi sebanyak 24 kali hingga Sabtu (11/3/2023) sore pukul 16.00 WIB. Sedangkan, sebaran abu vulkanik mencapai sejauh 33 kilometer yang menyelimuti hingga Wonosobo, Jawa Tengah,
Melihat masih tingginya aktivitas vulkanik Merapi, dikatakan bahwa potensi bahaya Merapi saat ini berupa guguran lava dan awan panas di sektor selatan–barat daya. Yakni meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer, Sungai Bedog, Bebeng, Krasak sejauh maksimal tujuh kilometer.
Sedangkan, pada sektor tenggara yakni meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer, dan Sungai Gendol sejauh lima kilometer. Sementara itu, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak.
"Tidak diperkenankan untuk beraktivitas di daerah potensi bahaya. Masyarakat tetap tenang karena aktivitas guguran awan panas yang terjadi tadi masih berada di dalam daerah potensi bahaya yang direkomendasikan," kata Agus.