Pemimpin Wagner Umumkan Calonkan Diri Sebagai Presiden Ukraina

Kepala kelompok paramiliter Wagner Yevgeny Prigozhin mencalonkan diri jadi presiden

AP/David Goldman
Kepala kelompok paramiliter Wagner Yevgeny Prigozhin mengatakan pada Sabtu (11/3/2023), bahwa dia berniat mencalonkan diri sebagai presiden Ukraina pada 2024.
Rep: Dwina Agustin Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kepala kelompok paramiliter Wagner Yevgeny Prigozhin mengatakan pada Sabtu (11/3/2023), dia berniat mencalonkan diri sebagai presiden Ukraina pada 2024. Dia mengaku memiliki ambisi politik sehingga memutuskan menjadi pemimpin Kiev.

"Saya mengumumkan masuk politik. Melihat segala sesuatu di sekitar saya, saya memiliki ambisi politik. Saya memutuskan mencalonkan diri sebagai presiden pada 2024. Untuk Presiden Ukraina," kata Prigozhin dalam sebuah video yang diposting di Telegram.

Prigozhin berharap bersaing untuk jabatan ini dengan mantan presiden Petro Poroshenko dan pejawat Volodymyr Zelenskyy. "Jika saya memenangkan pemilihan presiden Ukraina, maka semuanya akan baik-baik saja, teman-teman, peluru tidak diperlukan," katanya dikutip dari Anadolu Agency.

Pengumuman ini membuat isu keberpihakan kelompok bayaran kepada Ukraina kembali muncul. Namun Prigozhin membantah tuduhan bersekongkol dengan otoritas Ukraina. Dia menyatakan, akan tetap bertempur demi uang dan pencabutan sanksi serta akan meninggalkan zona pertempuran pada saat yang tepat.

"Saya tidak ke mana-mana. Pertanyaannya -- siapa yang mengambil uang itu ketika kami 'membuat isyarat niat baik' dan menyerahkan Kherson, wilayah Kharkiv, dan banyak (wilayah) lainnya?" ujar Prigozhin bertanya mengisyaratkan para pemimpin militer Rusia.

Prigozhin berselisih dengan para panglima militer Rusia, termasuk Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu dan kepala Staf Umum Valery Gerasimov. Kepala kelompok Wagner itu berkali-kali secara terbuka meragukan kompetensi Kementerian Pertahanan Rusia dan pejabat puncaknya.

Sosok Prigozhin pun menyuarakan kecurigaannya tentang kecemburuan Kementerian Pertahanan Rusia atas keberhasilan kelompok Wagner. Sehubungan dengan keberhasilan itu, dia menuduh, lembaga Rusia itu dengan sengaja menyebabkan hambatan bagi kelompok, termasuk memotong pasokan amunisi.

Prigozhin mengatakan membeli semua amunisi yang digunakan dengan uangnya sendiri. Menurutnya, kelompok Wagner membutuhkan sekitar 10 ribu ton amunisi, senilai sekitar semiliar dolar AS setiap bulan.


BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler