Mantan CEO UBS Ungkap Keruntuhan Penutupan SVB

Krisis SVB menunjukkan perekonomian AS sedang menghadapi masa sulit.

svb.com
Sillicon Valley Bank (SVB). Kebangkrutan SVB memperingatkan masyarakat Amerika bahwa ekonomi AS sedang menghadapi masa-masa sulit.
Rep: Novita Intan Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan CEO UBS Robert Wolf membunyikan alarm tentang kejatuhan yang membingungkan dari Silicon Valley Bank. Hal ini untuk memperingatkan masyarakat Amerika bahwa ekonomi AS sedang menghadapi masa-masa sulit.

Baca Juga


"Ini dianggap tidak dapat dipercaya. Ya, ini merupakan waktu yang sulit, tetapi ini tidak seperti Lehman. Lehman adalah penyakit menular yang menyebar ke seluruh dunia. Ini tidak seperti itu. Meski ini pasti akan menimbulkan banyak kecemasan," ujar Wolf seperti dilansir dari laman Fox Business, Ahad (12/3/2023).

Atas kejadian tersebut, dia meyakini ada dua hal, pertama seseorang akan datang dan membeli Silicon Valley Bank karena merupakan bank yang bagus dibeli. Kedua, Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) akan melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak pernah mereka lakukan.

FDIC hanya akan memberi pencairan jaminan simpanan sebesar 250 ribu dolar AS. Meski begitu, ada cukup perlindungan di sini untuk memberikan semua deposan 50 persen hingga 75 persen uang mereka.

Penutupan Silicon Valley Bank (SVB) diumumkan oleh FDIC pada Jumat, menandai kegagalan lembaga keuangan AS terburuk dalam hampir 15 tahun. SVB adalah bank terbesar ke-16 di Amerika Serikat.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler