Anggota Dewan Ajak Anak Muda tak Jadi PNS, Melainkan Pengusaha UMKM

Generasi muda dapat mengubah mindset bisnis konvensional menjadi bisnis modern.

Istimewa
Anak muda didorong tidak lagi menjadi PNS melainkan pengusaha UMKM.
Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaku UMKM menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Hal itu karena keberadaan UMKM mampu menyerap dan membuka lapangan pekerjaan hingga 65 persen dari angkatan kerja. Tingginya kontribusi UMKM tersebut mendorong transformasi bisnis tradisional menjadi bisnis modern dengan menguasai kemampuan teknologi.

Anggota Komisi I DPR, Subarna berharap, generasi muda dapat mengubah mindset bisnis konvensional tersebut menjadi bisnis modern dengan mengandalkan terknologi. Tujuannya agar UMKM bisa semakin berkembang.

Subarna pun mengajak anak muda zaman sekarang jangan hanya bercita-cita menjadi pegawai negeri sipil (PNS) atau ASN. Menurut dia, anak muda sebaiknya berpikir bagaimana menciptakan lapangan pekerjaan dengan mengembangkan bisnis UMKM.

"Semua itu harus didukung oleh kemampuan menguasai teknologi digital agar mampu bersaing dengan bisnis lain yang lebih kompetitif. Penguasaan teknologi digital memudahkan perluasan jaringan pemasaran, lebih mudah pendistribusian, mempermudah system pembayaran, serta mempermudah analisis pasar," ucap Subarna dalam webinar bertema 'Generasi Muda Digital Peduli UMKM' di Jakarta, Senin (13/3/2023).

Menurut dia, dunia pascapandemi Covid-19 mendorong percepatan digitalisasi. Hal itu dibuktikan dengan penggunaan aplikasi khususnya e-commerce pada era new normal mencapai angka 78,2 persen. "Disusul penggunaan media sosial semakin masif, productivity apps, dan entertainment semakin meningkat," ucap Subarna.

Fasilitator Abid Mujaddid menerangkan, generasi muda digital menyadari bahwa UMKM merupakan tulang punggung ekonomi nasional. Pasalnya, pelaku UMKM memberikan kontribusi yang besar dalam menciptakan lapangan kerja dan menggerakkan roda perekonomian.

"Selain itu, penting bagi generasi muda digital menghargai kerja keras dan inovasi yang dilakukan oleh pemilik UMKM, memiliki kemudahan akses dan informasi teknologi, memiliki kesadaran lingkungan dan sosial, menghargai keunikan produk lokal, memberikan dukungan finansial, memperkenalkan UMKM dalam ekonomi digital, serta memberikan masukan dan saran untuk pelaku UMKM," ujar Abid.

Business Strategic and Leadership Coach, Lasya Miranti, menambahkan, selama pandemi Covid-19, banyak pelaku bisnis yang melakukan migrasi penjualannya secara online. Hal itu karena konsumen lebih memilih untuk menggunakan aplikasi yang memudahkan aktivitas keseharian mereka.

"Ada beberapa hal yang dapat dilakukan anak muda untuk memulai digitalisasi UMKM, yaitu pertama. Melihat perubahan customer path di era digital. Kedua, membuat strategi berdasarkan conversation customer path. Di sisi lain, cobalah semua aplikasi yang dirasa dapat menguntungkan bisnis kalian," kata Lasya.


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler