Ekspor Indonesia Februari 2023 Merosot 4,15 Persen

Ekspor Indonesia Februari 2023 mencapai 21,40 miliar dolar AS.

Republika/Putra M. Akbar
Pedagang memasukan kopi kedalam kemasan di Dunia Kopi, Pasar Santa, Jakarta, Selasa (14/3/2023). Kementerian Pertanian mencatat nilai ekspor kopi pada tahun 2022 mencapai 16,44 triliun atau meningkat 30 persen dibandingkan tahun sebelumnya dan ditargetkan meningkat hingga tiga kali lipat pada tahun 2024.
Rep: Rahayu Subekti Red: Lida Puspaningtyas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada Februari 2023 merosot 4,15 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M Habibullah mengatakan nilai ekspor Indonesia Februari 2023 mencapai 21,40 miliar dolar AS.

"Penurunan 4,15 persen tersebut kalau dirinci Januari terhadap Februari 2023, nilai ekspor migas terjadi penurunan 20,26 atau turun secara nilai 1,49 miliar dolar AS menjadi 1,19 miliar dolar AS. Sementara ekspor non migas turun dari 20,83 miliar dolar AS menjadi 20,21 miliar dolar AS atau turun sebesar 3,00 persen," kata Habibullah dalam konferensi pers, Rabu (15/3/2023).

Dia menjelaskan, ekspor migas nilainya mengalami penurunan sebesar 20,26 persen disebabkan karena nilai hasil minyak turun 43,87 persen secara volume atau turun 42,82 persen. Nilai ekspor gas juga turun 14,78 persen atau secara volume turun 12,13 persen.

Jika dilihat sejak 2021 hingga 2023, Habibullah menuturkan nilai ekspor kembali melambat secara bulanan pada Februari 2023. Tetapi, kata dia, tidak sedalam pada bulan sebelumnya.

"Penurunan ekspor secara total ini tidak sedalam terhadap bulan sebelumnya," ucap Habibullah.

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari hingga Februari 2023 mencapai 43,72 miliar dolar AS atau naik 10,28 persen dibanding periode yang sama pada 2022. Sementara ekspor nonmigas mencapai 41,05 miliar dolar AS atau naik 8,73 persen.

Penurunan terbesar ekspor nonmigas Februari 2023 terhadap Januari 2023 terjadi pada komoditas bahan bakar mineral sebesar 277,0 juta dolar AS atau 6,51 persen. Sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya sebesar 141,0 juta olar S atau 10,93 persen.

"Kalau kita lihat secara tahunan pada Februari 2023 dibandingkan Februari tahun lalu, pada Februari 2023 ekspor masih tumbuh positif 4,51 persen namun penurunan ini melambat jika dibandingkan pertumbuhan tahunan di bulan yang sama pada 2022 dan 2021," jelas Habibullah.

Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler