Band Asal Aceh Tampil di Dua Kampus di Moskow

Band jazz etnik asal Aceh ini tampil di ajang festival jazz internasional di Sochi

Dok KBRI Moskow
Band jazz etnik asal Aceh, Keubitbit menggelar lokakarya di Perpustakaan Asia Timur - Institute of Asia and Africa Countries (ISAA) Universitas Negeri Moskow dan di Konservatori Tchaikovsky, Moskow.
Rep: Lintar Satria Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Band jazz etnik asal Aceh, Keubitbit menggelar lokakarya di Perpustakaan Asia Timur  - Institute of Asia and Africa Countries (ISAA) Universitas Negeri Moskow dan di Konservatori Tchaikovsky, Moskow.  Kegiatan yang difasiltasi KBRI Moskow dan media WartaJazz ini mendapat sambutan meriah dari mahasiswa Indonesia dan Rusia serta pemerhati jazz yang hadir.

Baca Juga


Dalam sambutannya Duta Besar RI Jose Tavares mengatakan kehadiran band Keubitbit di kampus ISAA adalah momen penting yang perlu dimanfaatkan para mahasiswa untuk bertukar informasi tentang trend musik, khususnya jazz, di negara satu sama lain.

 “Dari diskusi yang ada diharapkan terjalin saling pengertian yang menjadi landasan kuat bagi persahabatan dan kerjasama yang lebih intens antara kedua bangsa kita,” kata Jose dalam siaran pers yang Republika terimas, Kamis (16/3/2023). 

Direktur ISAA Alexey Maslov juga mengapresiasi kesediaan band Keubitbit berbagi pengalaman dengan para mahasiswa di ISAA seusai tampil di ajang festival jazz internasional di Sochi dan Moskow. 

“Ini sama artinya bahwa band Keubitbit telah menyatukan kegiatan ilmiah dengan hiburan. Para mahasiswa ISAA yang mendalami bahasa Indonesia tentunya merasa gembira dapat berdialog dengan mitranya dari Indonesia sambil membahas perkembangan musik jazz yang menjadi tema lokakarya,” katanya. 

Kepala Pusat Sastra Ketimuran ISAA, Marina Melanyina menyampaikan bahwa kehadiran band Keubitbit menambah khazanah pengetahuan tentang musik daerah di Indonesia, khususnya Aceh. Marina juga menambahkan bahwa saat ini Perpustakaan Asia Timur memiliki berbagai koleksi buku-buku langka seperti kamus Malaysia-Belanda, buku musik Indonesia terbitan tahun 1860an hingga 1970an yang dapat dimanfaatkan pembaca.

Untuk menambah koleksi perpustakaan, Dubes Jose Tavares menyerahkan buku 10 New Bali berbahasa Rusia kepada Kepala Perpustakaan.

Dalam lokakarya di Konservatori Tchaikovski, apresiasi kepada band Keubitbit juga disampaikan Wakil Dubes Berlian Helmy dan juga Kepala Kerjasama Internasional Margarita Karatygina. 

“Senang sekali bahwa band Keubitbit telah mewakili Indonesia pada festival jazz internasional di Sochi dan Moskow, dan sesuai arti Keubitbit dalam bahasa Aceh, saya lihat band ini sangat total dalam mengeskplorasi tradisi musik Aceh dengan kemasan jazz pada tiap penampilannya,” ujar Berlian Helmy mengomentari penampilan Keubitbit.

Selama lokakarya di ISAA dan di Konservatori, perhatian hadirin banyak tertuju pada alat musik perkusi Aceh, yaitu Rapai dan Gendang. Aloel – demikian Safrullah, salah satu personal Keubitbit Band akrab disapa – dengan semangat menjelaskan dan memperagakan bagaimana instrumen khas tersebut dimainkan bersama dengan alat modern seperti bass elektrik, gitar, dan drum.

Band Keubitbit berada di Rusia sejak 8 Maret dalam rangka mengikuti acara the 23rd International Festival “Triumph of Jazz” di kota Sochi dan Moskow yang diselenggarakan legenda jazz Rusia, Igor Butman. Band Keubitbit dibentuk pada 2014, terdiri dari Safrullah (Electric Bass & Lead Vocal), Indra Fahmi Hakim (Drum), Indra Maulana (Rapai dan Gendrang), Fahmil Arabi (Backing Vocal), Trio Ananda Bagus Prakoso (Saxophone) dan Syaifil Faurizal (Acoustic Guitar) serta didampingi Agus Setiawan Basuni dari WartaJazz Agency. Band juga telah tampil pada berbagai festival internasional di berbagai negara seperti Belanda, Jepang, dan Inggris. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler