Anies Sebut Terapkan Keadilan di Jakarta Lewat Transportasi

Anies menyatakan, kepemimpinan harus dievaluasi berkala setiap lima tahun.

Republika/Thoudy Badai
Bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan .
Rep: Nawir Arsyad Akbar Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bakal calon presiden (capres) dari Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anies Baswedan mengatakan bahwa perubahan menjadi aspirasi yang diamanatkan kepadanya. Namun, perubahan tak serta-merta menghilangkan hal-hal yang sudah ada sebelumnya.

Baca Juga


Karena itu, kepemimpinan harus dievaluasi berkala setiap lima tahun. Tujuannya untuk berhenti sejenak dan saling mengevaluasi untuk menentukan arah ke depan.

"Negara ini pun begitu, setiap lima tahun berhenti sejenak. Bukan untuk membandingkan dengan dua-tiga periode kemarin, tapi untuk membandingkan apakah arah yang kita tempuh masih sama dengan cita-cita republik ini," ujar Anies dalam acara dialog kebangsaan yang digelar Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Jaya, Kamis (16/3) malam.

Perjalanan suatu bangsa dianalogikannya seperti kompas. Titik awalnya pada saat 17 Agustus 1945. Salah satu yang dilahirkan oleh para pendiri bangsa adalah sila ke-5 Pancasila, yakni Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

"Cita-cita dan janji republik ini, itu adalah menghadirkan keadilan sosial. Jadi kita yang bekerja di tempat ini harus diterjemahkan di dalam semua urusan kita, sudahkah di dalam semua urusan aspek keadilan sosial menjadi prioritas utama pembuatan kebijakan," ujar Anies.

Ia pun menceritakan pengalamannya dalam mengejawantahkan keadilan sosial bagi masyarakat DKI Jakarta. Salah satunya adalah kebijakan transportasi umum yang tak membeda-bedakan penggunanya.

"Pesan utamanya adalah bahwa para pendiri republik ini adalah kaum terdidik, kaum intelektual yang memiliki privilege yang luar biasa. Lalu mereka memilih mendirikan sebuah republik yang setara untuk semua," ujar Anies.

"Jadi hari ini, ketika kita menyaksikan di republik ini ada suasana yang berbeda dari suasana pendirian republik, ini harus diluruskan. Bagian mana orang-orang yang mendirikan republik ini, itu yang namanya integritas dijaga luar biasa," kata mantan gubernur DKI Jakarta itu.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler