Bank Jago Syariah Bidik Usaha Mikro di Jabar

Potensi pangsa pasar keuangan digital bagi pengusaha mikro, masih sangat besar. 

Istimewa
Head of Sharia Sales Management PT Bank Jago Tbk Roy Iskandar menunjukkan aplikasinya.
Rep: Arie Lukihardianti Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Usaha mikro di Jawa Barat (Jabar) hingga saat ini masih belum banyak yang tersentuh ekosistem keuangan. Padahal, jumlah pengusaha mikro di Jabar cukup tinggi serta berpotensi bisa terus dikembangkan. 


Menurut Head of Sharia Sales Management PT Bank Jago Tbk Roy Iskandar, pihaknya melihat potensi pangsa pasar keuangan digital bagi pengusaha mikro ini masih sangat besar. Hal ini, karena sangat sedikit perbankan yang menggarap segmen ini. 

Padahal, secara jumlah cukup tinggi. Oleh karena itu, pihaknya membidik pasar mikro ini.

"Secara potensi sangat besar. Walaupun butuh waktu untuk melakukan literasi keuangan dan literasi digital. Tapi edukasi akan terus kami lakukan, " ujar Roy pada acara bazaar usaha Idaman di Taman Tegallega, Kota Bandung, Jumat (17/3/2023). 

Tercatat, kata dia, di Jawa Barat ada lebih dari 4,1 juta pelaku usaha mikro, atau mendominasi sekitar 85 persen dari total UMK sekitar 4,6 juta. Sayangnya, sektor ini masih sangat kecil tersentuh pembiayaan perbankan. 

"Saat ini register terhadap aplikasi kami sudah mencapai lebih dari 1 juta dengan segmen mikro lebih dari 50 persen. Member Jawa Barat termasuk cukup banyak, " katanya.

Pada bazar kali ini, kata dia, Bank Jago Syariah selaku Unit Usaha Syariah dari PT Bank Jago Tbk berkolaborasi bersama Amaan dalam dukungannya terhadap peningkatan kesejahteraan para perempuan pengusaha mikro. Dukungan itu dilakukan dengan menggelar serangkaian kegiatan bertajuk ‘Sahabat Usaha Idamaan’.

Kegiatan yang dilakukan, kata dia, edukasi mengenai literasi keuangan, sosialisasi platform digital Amaan, pelatihan kewirausahaan, serta membuka akses pasar melalui bazaar sembako murah dan produk customer Amaan.

Amaan merupakan Digital Mass Market Ecosystem Platform yang dirancang dengan bertumpu pada empat pilar, yakni keuangan, belanja, belajar dan kesehatan. Amaan tercatat sebagai penyelenggara Inovasi Keuangan Digital (IKD) di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan menjalankan bisnis financing agent. 

Menurut Customer Engagement Head PT Amaan Indonesia Sejahtera, Dian Rizkiani, pihaknya memperkenalkan pula metode pengelolaan keuangan Amaan melalui Kang Motab, singkatan dari ‘Makan’, membayar ‘Angsuran’, mendapatkan ‘Modal’, dan memiliki ‘Tabungan’. Keempat aspek tersebut dikelola melalui sistem kantong-kantong dana yang dapat membantu para perempuan pengusaha mikro mengelola keuangan dan usaha mereka dengan cermat. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler