Metal Head Mancanegara Terkagum-kagum dengan Atmosfer Hammersonic

Penonton dari luar negeri juga tampak menikmati Hammersonic Festival 2023.

Republika/Fitrian zamzami
Suasana hari kedua Festival Hammersonic di Ancol, Jakarta Utara, Ahad (19/3/2023)
Rep: Fitriyan Zamzami Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asraf (19 tahun) tak bisa menyembunyikan raut semringahnya. Ia tampak menyapa sesama metal head di Pantai Karnaval Ancol, Ahad (19/3/2023).

Salam metal Asraf acungkan kepada kawan-kawan barunya itu. Berjaket denim yang dipenuhi badge band-band metal, Asraf menyatakan sangat bersemangat menyaksikan konser meski di siang bolong.

"Tak boleh macam begini di Malaysia. Semuanya haram," kata dia berseloroh kepada Republika.co.id.

Asraf, seorang metal head asal Malaysia, menghadiri Festival Hammersonic 2023 di Ancol, Jakarta Utara, Ahad (19/3/2023). - (Fitriyan Zamzami/Republika)

Baca Juga


Asraf menyatakan terkagum-kagum dengan atmosfer di Festival Hammersonic. Selama dua hari ini, Pantai Karnaval Ancol memang tak ubahnya desa para metal head.

Konser musik berpindah-pindah panggung, saling berkenalan para penggemar dari tempat-tempat yang jauh, stan-stan yang menjual pernak-pernik metal, klinik musik cadas, dan gerombolan berpakaian hitam-hitam yang tersebar di berbagai titik di venue tersebut. 

Bagi Asraf, meski jauh dari kampungnya di Kuala Lumpur, Ancol seperti rumah tempatnya diterima dengan tangan terbuka. Ia menuturkan, berangkat dengan lima rekannya dari Malaysia dan tiba pada Jumat (17/3/2023) di Jakarta.

"Kalau mereka sudah beberapa kali, tapi untuk saya ini pertama kalinya," ujarnya dengan senyum terkembang.

"Saya suka semuanya di Indonesia. Orangnya baik-baik, makanannya enak."

Hatta, metal head  dari Malaysia juga menunjukkan antusiasme serupa. "Pantas ini dibilang festival metal terbesar di Asia Tenggara," kata dia dalam bahasa Inggris.

Hatta terkesima menyaksikan penampilan Deadsquad pada tengah hari itu. Band Indonesia bagus-bagus, menurut dia.

Sementara itu, Lukass (30 tahun) terbang jauh-jauh dari bagian barat Jerman untuk menghadiri Hammersonic. Dia menempuh penerbangan selama 18 jam untuk sampai ke Jakarta.

Pungkas mendampingi band Stillbirth, Lukass turun panggung bersama anggota band dan berinteraksi dengan para metal head. Dia tak menolak berkali-kali diajak berfoto bersama.

Lukass membandingkan Hammersonic dengan Waken, festival metal di kampung halamannya. Menurutnya, tak perlu lama lagi bagi festival Tanah Air itu menyamai gelaran-gelaran di Eropa.

"Atmosfernya menyenangkan sekali di sini," kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler