Isi Surat Pelaku Mutilasi di Sleman yang Ditulis Usai Melakukan Tindakan Biadabnya

Surat tersebut dibuat karena pelaku ingin melarikan diri.

Republika/Mardiah
Ilustrasi Mutilasi. (Republika/Mardiah)
Rep: Febrianto Adi Saputro Red: Fernan Rahadi

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sebuah surat ditemukan ditemukan di kamar kos HP (23 tahun), pelaku mutilasi seorang perempuan di sebuah penginapan di Kaliurang, Sleman. Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda DIY, Kombes Nuredy Irwansyah Putra, mengatakan surat tersebut dibuat usai pelaku memutilasi korban.


"Pelaku kembali lagi ke kamar kosnya di wilayah Ngemplak, mandi, kemudian menuliskan surat tersebut," kata Nuredy kepada wartawan dalam konferensi pers, Rabu (22/3/2023).

Nuredy mengatakan surat tersebut dibuat karena pelaku ingin melarikan diri. Sesampainya di kos, pelaku yang awalnya ingin kembali melanjutkan memutilasi korban berubah pikiran sehingga pelaku memutuskan untuk menulis surat tersebut.

"Yang bersangkutan berubah pikiran sehingga tidak kembali ke lokasi untuk menyelesaikan pekerjaan tetapi melarikan diri karena khawatir tertangkap karena pada saat yang bersangkutan keluar dari mess dengan menggunakan pakaian yang ada bercak darahnya, jadi sudah takut ketahuan," ujarnya.

 

Barang bukti surat milik tersangka HP (23) dihadirkan saat rilis kasus pembunuhan mutilasi di Polda DIY, Yogyakarta, Rabu (22/3/2023). HP (23) pemuda asal Temanggung diamankan Polisi sebagai tersangka pembunuhan dan mutilasi Ayu Indraswari (34) warga Kraton, Kota Yogyakarta. Motif pelaku yakni menguasai harta korban untuk pembayaran hutang pinjaman online. Tersangka dijerat pasal berlapis yakni pembunuhan berencana, pembunuhan, pencurian dan kekerasan yang menyebabkan matinya korban dengan ancaman hukuman maksimal mati atau seumur hidup. - (Republika/Wihdan Hidayat)

 

Berikut isi surat yang ditulis pelaku:

 

Siapapun yang baca pesan ini tolong maafkan aku yang sering buat kalian jengkel. Saya pergi dari sini kita bisa ketemu lagi di penjara atau di akhirat. 

Maaf untuk uang biar Allah yang memutuskan. Jika ada waktu dan jalan keluar akan saya lunasi dengan cara saya sendiri. 

Kenapa aku melakukan ini karena sering berada di bawah tekanan akibat gengsi. Dan maaf untuk semua kebohonganku. 

Aku hanya punya waktu -+ 24 jam dengan waktu segitu aku akan memutuskan untuk menyerahkan ke polisi atau lari sebisa mungkin atau lari dari kehidupan ini.

Salam buat keluargaku di rumah dan tolong sampaikan aku telah gagal mendengarkan nasihat kedua orang tuaku. Masih ada Wiwit (adikku) yang bisa kalian nasihati jangan sampai seperti saya. Aku sayang kalian.

Semoga kita bisa bertemu kembali.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler