Pengamat: Mesin Politik PDIP Lambat Jika tak Berkoalisi

Asrinaldi menilai kunci koalisi partai di Pemilu 2024 ada di PDIP.

ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kedua kiri) didampingi Menkumham yang juga Ketua DPP PDIP Bidang Hukum, HAM dan Perundang-undangan Yasonna Laoly (kiri), dan Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto (ketiga kanan) hadir dalam kegiatan Pendidikan Kaderisasi Perempuan di Sekolah Partai DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta, Kamis (23/2/2023). DPP PDI Perjuangan menggelar pendidikan kaderisasi perempuan tingkat nasional yang diikuti 100 peserta secara langsung dan 2.603 peserta melalui daring dari seluruh Indonesia guna mendorong pergerakan secara masif kader perempuan.
Red: Agus raharjo

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG--Pengamat politik dari Universitas Andalas (Unand) Prof Asrinaldi menyakini mesin politik PDI Perjuangan akan lambat atau kurang maksimal apabila memaksakan maju sendiri tanpa berkoalisi. Ia menilai, PDIP perlu berkoalisi dengan partai lain pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

"Kalau dia (PDIP) maju sendiri, tidak akan maksimal, kerja mesin politiknya agak berat," kata Prof Asrinaldi di Padang, Sumatra Barat, Rabu (22/3/2023).

Akan tetapi, kata dia, apabila partai besutan Megawati Soekarnoputri tersebut berkoalisi dengan partai lain, kerja mesin politik akan jauh lebih mudah. Baik untuk menghadapi Pileg maupun Pilpres 2024.

Menurut dia, kerja sama atau koalisi tersebut nantinya bisa saja dengan kesepakatan politik apabila berhasil memenangi Pemilu 2024. Dalam konteks politik, itu merupakan hal yang wajar.

Dari sekian partai hingga telah mendeklarasikan nama yang bakal calon pada Pilpres 2024, PDI Perjuangan termasuk partai politik yang belum melakukannya. Dalam waktu dekat partai berlambang banteng itu akan mengumumkan calon presiden.

Lulusan Universiti Kebangsaan Malaysia tersebut juga menyinggung soal potensi atau kemungkinan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berkoalisi dengan PDI Perjuangan apabila koalisinya dengan Gerindra bubar.

Melihat situasi pilpres sebelumnya, kata Asrinaldi, PKB lebih pada posisi melengkapi atau bukan pemain utama. Namun, bukan berarti tidak signifikan. Artinya, jika tidak ada calon internal yang memungkinkan maju, kesepakatan lain akan dibangun PKB.

Tidak hanya dengan PDI Perjuangan, menurut dia, bisa saja PKB nantinya berkoalisi atau ikut bergabung dengan Nasdem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Demokrat, atau yang dikenal dengan Koalisi Perubahan.

"Jadi, kita masih menunggu. Kuncinya ada di PDI Perjuangan, dan partai ini juga masih dilematis juga," ujarnya.

Baca Juga


sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler