Jika Piala Dunia U-20 Batal, Ini Dampak Negatifnya untuk Perekonomian
Ajang ini mampu menarik suporter sepakbola dari berbagai belahan dunia.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Mohammad Faisal mengatakan, Piala Dunia U-20 dapat memberikan efek berganda bagi perekonomian Indonesia. Faisal menyebut ajang ini tak hanya dihadiri para pemain dan official, melainkan juga suporter sepakbola dari berbagai belahan dunia.
"Dari sudut pandang ekonomi, kalau seandainya batal, tentu saja kehilangan atau kerugiannya cukup besar karena kita tahu efek berganda, apalagi ini skala dunia," ujar Faisal saat dihubungi Republika di Jakarta, Selasa (28/3/2023).
Faisal mengatakan, ajang Piala Dunia U-20 akan menggerakkan berbagai sektor usaha, mulai dari yang besar hingga kecil. Faisal menyebut, sejumlah sektor yang akan mendapatkan dampak positif seperti hotel, restoran, transportasi, hingga UMKM.
Faisal mengatakan Piala Dunia U-20 juga akan memberikan keuntungan melalui penerimaan negara, baik untuk pemerintah pusat maupun daerah. Faisal mengambil contoh Korea Selatan yang meraup keuntungan hingga Rp 60 triliun saat menjadi tuan rumah Piala Dunia. Begitu pula dengan Brasil saat menjadi tuan rumah Piala Dunia pada 2014 berhasil meraup Rp 180 triliun.
"Artinya begitu besar dampaknya sehingga potensi kerugian cukup besar seandainya batal," kata Faisal.