Jokowi: Pengoperasian Kereta Api di Sulawesi Tingkatkan Daya Saing

Jalur ini merupakan bagian dari proyek kereta api Trans Sulawesi.

ANTARA FOTO/Arnas Padda
KA Andalan Celebes melintas di jalur kereta api Makassar-Maros di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, Ahad (6/11/2022).
Rep: Dessy Suciati Saputri Red: Ahmad Fikri Noor

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pengoperasian jalur kereta api Makassar-Parepare rute Maros-Barru di Sulawesi Selatan, Rabu (29/3/2023). Jalur ini merupakan bagian dari proyek kereta api Trans Sulawesi yang nantinya akan tersambung dari Makassar hingga Manado di Sulawesi Utara.

Baca Juga


Jokowi mengatakan, pengoperasian jalur kereta api di Sulawesi ini akan mendorong peningkatan daya saing negara. Ini karena mobilitas masyarakat dan juga barang juga akan semakin mudah dan murah.

“Ini kalau nanti betul-betul sudah keretanya banyak ada untuk penumpang, ada untuk wisata, ada untuk barang, ini akan memberikan daya saing, competitiveness negara kita akan semakin baik karena barang diangkut dengan alat transportasi yang murah,” kata Jokowi saat peresmian, Rabu (29/3/2023).

Jokowi pun senang dengan dimulainya pembangunan lintas kereta api di Sulawesi ini. Pembangunan jalur kereta api ini untuk mendukung sarana transportasi massal yang bisa menghubungkan antarprovinsi. Selain itu, kereta api juga merupakan transportasi massal yang paling murah bagi masyarakat.

“Meskipun sekarang ini baru dari Makassar sampai Parepare dan yang sekarang yang ingin kita resmikan ini jalur dari Maros ke Barru. Jadi ini Makassar nanti kemudian ke sana ke Parepare,” kata dia.

Jokowi mengatakan, pembangunan sarana transportasi massal terlambat di hampir semua pulau besar di Indonesia. Padahal keberadaan transportasi massal sangat dibutuhkan masyarakat untuk mempermudah mobilitas dan juga menekan biaya transportasi.

Keterlambatan pembangunan transportasi massal ini menyebabkan terjadinya kemacetan di berbagai kota besar di Indonesia. Masyarakat akhirnya memilih menggunakan kendaraan pribadi dibanding transportasi umum.

“Karena kalau tidak, semua orang nanti naik mobil pribadi. Tidak ada yang mau menggunakan transportasi massal. Akhirnya seperti yang sekarang kita lihat karena keterlambatan membangun transportasi massal baik untuk penumpang maupun untuk barang, semua berbondong-bondong menggunakan kendaraan pribadi. Akhirnya macet di semua kota sekarang ini,” ungkapnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler