Anak Bisa Rasakan Kesepian Seperti Orang Dewasa, Ini Macam-Macam Penyebabnya
Setiap orang termasuk anak-anak terkadang mengalami masa kesepian.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kesepian tidak hanya menimpa orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Masih banyak yang berpikir anak-anak tidak bisa merasakan kesepian karena sering dikelilingi oleh orang lain.
Namun, anggapan tersebut ternyata salah. Mereka juga dapat merasakan kesepian. Pada dasarnya kesepian adalah emosi yang sangat pribadi dan subjektif yang memengaruhi setiap orang secara berbeda, termasuk anak-anak.
Gagasan tentang kesepian tidak selalu berkaitan dengan ada tidaknya orang di sekitar mereka. Sangat mungkin tidak merasakan kesepian walaupun sedang sendirian. Begitu juga sebaliknya, bisa merasakan kesepian saat berada di tengah keramaian.
Psikolog klinis di Even Healthcare, Anna Hema Sam dan Shefalika Sahai, mengatakan setiap orang termasuk anak-anak terkadang mengalami masa kesepian. Fase seperti itu biasanya tidak memiliki dampak yang bertahan lama.
Namun jika perasaan itu hadir untuk jangka waktu tertentu dan anak merasa kesepian sepanjang waktu, maka dapat berdampak signifikan. Hal itu dapat menyebabkan tantangan kesehatan fisik serta mental lainnya.
“Perasaan kesepian yang terus menerus dapat membuat anak kecil berisiko baik untuk jangka pendek termasuk efek negatif langsung dan jangka panjang,” kata mereka.
Penyebab kesepian pada anak
Ada beberapa penyebab seorang anak mungkin merasa kesepian. Kesepian bisa disebabkan dari perubahan hidup yang dirasakan. Selain itu, bisa juga dari faktor-faktor lain termasuk yang terjadi di lingkungan sekolah/akademik yang dapat mengakibatkan perasaan tersebut.
Beberapa keadaan hidup yang diketahui berdampak pada anak-anak dan dapat berkontribusi terhadap perasaan kesepian meliputi:
-Pindah ke lingkungan atau pindah ke kota baru
-Perubahan sekolah
-Perceraian atau perpisahan orang tua
-Kehilangan atau kematian orang penting lainnya
-Kehilangan seorang teman
Beberapa faktor yang terjadi di lingkungan sekolah/akademik yang dapat berdampak antara lain:
-Penolakan teman
-Sering bertengkar dengan teman sebaya/teman
-Penindasan
Seorang anak yang pemalu atau cemas dalam situasi sosial sering mengalami kesulitan dalam komunikasi dengan teman sebayanya. Beberapa dari mereka bahkan tidak memiliki keterampilan sosial yang diperlukan untuk memulai dan atau mempertahankan percakapan serta memiliki rasa harga diri yang lebih rendah. Semua ini dapat berkontribusi untuk hubungan interpersonal dan teman sebaya yang buruk sehingga berkontribusi atau memperkuat perasaan kesepian.
Apa yang bisa dilakukan orang tua?
Anda bisa memulainya dengan:
1. Mengajukan pertanyaan terbuka untuk memahami perspektif mereka.
2. Melakukan observasi untuk memahami keterampilan apa yang mungkin kurang dan membutuhkan bantuan lebih lanjut.
3. Memvalidasi pengalaman mereka. Dengarkan mereka tanpa penilaian atau urgensi untuk membantu mereka. Cukup tunjukkan minat tulus Anda mendengarkan mereka.
4. Anda bisa melakukan aktivitas yang menghilangkan stress. Misal, menjalani kegiatan bersama yang anak sukai.
5. Buatlah langkah-langkah sederhana dan konkret untuk diambil oleh anak Anda. Misalnya, jika anak Anda ingin bertanya kepada teman-temannya apakah mereka ingin bertemu atau pergi bermain bersama, ajaklah mereka untuk merencanakan cara bertanya kepada mereka.
6. Latih keterampilan sosial pada anak.
7. Beri mereka dorongan. Anak Anda mungkin merasa takut untuk mencoba beberapa hal ini. Beri mereka dorongan dan penguatan untuk menyelesaikannya. Jangan meremehkan upaya mereka.