Wartawan AS Ditahan di Rusia Atas tuduhan Spionase

Jurnalis AS itu ditangkap di Rusia atas tuduhan mata-mata.

gadabimacreative.blogspot.com
Aksi spionase (ilustrasi).
Rep: Amri Amrullah Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang wartawan asal Amerika Serikat (AS) dari The Wall Street Journal, Evan Gershkovich telah ditahan di Yekaterinburg, oleh pihak berwenang Rusia. Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB), pada Kamis (30/3/2023) mengatakan Jurnalis AS itu ditangkap di Rusia atas tuduhan mata-mata.

Evan Gershkovich ditahan di kota Yekaterinburg di Pegunungan Ural. "Dia dicurigai melakukan spionase untuk kepentingan pemerintah Amerika," kata Dinas Keamanan Federal (FSB), menurut kantor berita TASS dan RIA Novosti yang milik Rusia.

"Gershkovich mengumpulkan informasi yang merupakan rahasia negara tentang kegiatan salah satu perusahaan di kompleks industri militer Rusia," kata FSB menuduh terduga, walaupun di media setempat pihak berwenang tidak memberikan bukti atas tuduhan tersebut.

The Wall Street Journal tidak segera menanggapi soal jurnalisnya yang saat ini sedang ditahan. Gershkovich adalah jurnalis yang meliput Rusia, Ukraina, dan bekas negara-negara Uni Soviet.

Dia sebelumnya adalah reporter Agence France-Presse dan Moscow Times dan asisten berita di New York Times, menurut halaman penulisnya di situs web The Wall Street Journal.

Artikel terbarunya, yang diterbitkan awal pekan ini dan ditulis bersama, menampilkan tajuk utama: "Ekonomi Rusia Mulai Terpuruk."

Gershkovich adalah jurnalis pertama dari media besar Amerika yang ditangkap atas tuduhan spionase di Rusia sejak Perang Dingin. Penangkapannya terjadi di tengah ketegangan tinggi antara Moskow dan Washington atas invasi Rusia ke Ukraina, dan ketika Kremlin secara internal menindak kebebasan berbicara.

Upaya itu juga terjadi setelah pertukaran tahanan profil tinggi yang melibatkan bintang WNBA Brittney Griner. Kala itu, Griner dibebaskan dari koloni hukuman Rusia pada bulan Desember dengan pertukaran pedagang senjata Viktor Bout. Ada harapan bahwa Paul Whelan, seorang eksekutif keamanan perusahaan AS yang dipenjara di Rusia atas tuduhan spionase, dapat dimasukkan dalam pertukaran, tetapi dia tetap dipenjara.

Dalam beberapa tahun terakhir, Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengawasi tindakan keras terbesar terhadap kebebasan pers dan perbedaan pendapat politik sejak era Soviet. Invasi skala penuhnya ke Ukraina telah terlihat semakin intensif, dengan negara tersebut mengadopsi undang-undang ketat yang melarang kritik terhadap militer.


BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler