Permintaan Fintech Syariah di Malaysia Semakin Meningkat 

Malaysia punya ekosistem yang kuat untuk mendukung keuangan syariah.

Republika/Darmawan
Sejalan dengan bangkitnya keuangan syariah, kebutuhan akan solusi financial technology (fintech) yang sesuai dengan prinsip syariah semakin meningkat di Malaysia.
Rep: Retno Wulandhari Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejalan dengan bangkitnya keuangan syariah, kebutuhan akan solusi financial technology (fintech) yang sesuai dengan prinsip syariah semakin meningkat di Malaysia. Banyak perusahaan lokal menggunakan fintech syariah untuk layanan perbankan, gerbang pembayaran dan dompet digital hingga mencari pendanaan untuk bisnis mereka.

Baca Juga


Salah satu komponen utama fintech syariah adalah sistem pembayaran online atau payment gateway. Sistem pembayaran ini berfungsi sebagai metode yang aman dan efisien untuk memproses transaksi sesuai dengan prinsip keuangan syariah.

Spesialis hukum PayHalal ED dan fintech Indrawathi Selvarajah mengatakan ekosistem untuk mendukung industri keuangan Islam di Malaysia cukup kuat, terutama dalam hal ekosistem dan infrastruktur ilmiah. Dia mengatakan Malaysia telah berada di garis depan industri keuangan Islam selama beberapa dekade, dengan kerangka hukum yang mapan, lingkungan yang mendukung serta beragamnya lembaga keuangan yang sesuai dengan Syariah.

“Negara ini juga memiliki ekosistem start-up yang kuat, dengan semakin banyak perusahaan fintech yang mengembangkan solusi inovatif untuk keuangan Islam," kata Indrawathi dalam sebuah wawancara dikutip The Malaysian Reserve, Sabtu (1/4/2023).

Menurur Indrawathi, meskipun tidak berada di garis depan ekosistem start-up fintech Islami dibandingkan dengan Uni Emirat Arab, Malaysia mampu dengan cepat mengejar ketertinggalannya. Ia melihat minat terhadap fintech Syariah terus berkembang.

 

Beberapa perusahaan fintech syariah milik Malaysia yang sukses di bidang ini antara lain Ethis Ventures, Microleap, dan PayHalal. Bagi konsumen Muslim, menggunakan layanan Syariah memberi kepastian bahwa transaksi dilakukan secara halal dan sesuai dengan prinsip Islam.

Hal ini sangat penting di sektor-sektor dengan partisipasi konsumen Muslim yang tinggi, seperti makanan halal, perjalanan, dan ritel online, di mana kepatuhan terhadap hukum Syariah menjadi perhatian utama banyak pelanggan.

PayHalal bahkan telah mendapat respons serta adopsi positif dari pedagang dan konsumen yang memiliki preferensi syariah. Selain berkomitmen untuk praktiknya, PayHalal juga bertujuan untuk melengkapi industri halal di Malaysia khususnya, dalam Malaysia’s Halal Industry Master Plan (HIMP) 2030.

 

Industri halal diharapkan tumbuh secara signifikan, dengan ekonomi halal global diperkirakan meningkat dari sekitar 3,2 triliun dolar AS pada tahun 2012 menjadi 6,4 triliun dolar AS pada tahun 2025.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler