Gerindra-PKB Akui Mencari Teman untuk Perbesar Koalisi

Prabowo dan Muhaimin akan bertemu hari ini.

Republika/Prayogi.
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar saat peresmian Sekretatiat Bersama (Sekber) di kawasan Menteng, Jakarta, Senin (23/1/2023). Sekber tersebut merupakan bentuk optimisme kedua partai dalam menghadapi pemilihan umum (Pemilu) 2024. Selain itu juga wujud implementasi dari kerjasama politik yang sudah diputuskan dan disepakati.
Rep: Nawir Arsyad Akbar Red: Agus raharjo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar akan menemui Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto di kediamannya. Pertemuan tersebut akan membahas sejumlah isu politik terkini, salah satunya adalah wacana pembentukan koalisi besar.

"Bahwa pertemuan ini kemudian juga membahas situasi terkini, juga mungkin terjadi. Karena memang Gerindra dan PKB saling mencari teman untuk memperbesar koalisi yang sudah ada," ujar Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (10/4/2023).

"Pada hari ini mungkin akan diteruskan dengan diskusi-diskusi. Saya pikir ini bukan hal luar biasa, karena kami sudah melakukan kerja sama politik. Tentunya segala sesuatu akan dibicarakan antara Partai Gerindra dan PKB," kata dia menambahkan.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid menilai bahwa semua kemungkinan masih dapat terjadi sebelum pendaftaran pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) pada September mendatang. Termasuk terbentuknya koalisi besar.

Namun, akan terjadi kerumitan jika PKB, Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) membentuk koalisi besar. Salah satunya dalam penentuan capres-cawapres yang akan diusung.

"Jadi kerumitannya ada di situ. Nah jika nanti berkoalisi atau koalisi besar itu bukannya lebih rumit lagi? Ini yang kami pikirkan apakah nanti atau pengambilan keputusan terkait capres dan cawapres dengan koalisi yang besar itu pakai ukuran dan standar apa memutuskannya," ujar Jazilul lewat pesan suara, Senin (3/4/2023).

Ia sendiri membandingkannya dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya dengan Partai Gerindra yang tak kunjung memutuskan pasangan capres-cawapres. Sebab, Prabowo Subianto dan Abdul Muhaimin Iskandar yang diberikan kewenangan tentu memikirkan momentum dan strategi pengusungannya.

"Apalagi berlima, nah oleh sebab itu sebagai proses awal tentu kami mengikuti apa arahan ketua umum kami, tentang wacana koalisi besar ini. Namun, pengalaman yang berjalan itu kerumitannya justru pada bagaimana menyusun format koalisi nya, menentukan calon presiden dan calon wakil presidennya," ujar Jazilul.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler