Masjid Jogokariyan Pusat Peradaban Umat Muslim
Masjid menjadi pusat peradaban yang melahirkan umat Muslim yang kuat dan kompak
Fungsi masjid pada dasarnya adalah tempat berkumpul dan melaksanakan shalat secara berjamaah yang mencerminkan kebersamaan, solidaritas dan juga ajang silaturahmi sesama umat Muslim. Untuk dapat mengoptimalkan peran dan fungsi masjid di era ini, menurut Farid bahwa masjid dalam peradaban Islam bukan hanya sekadar tempat untuk kegiatan keagamaan dan kebudayaan, tetapi merupakan suatu tata kelembagaan yang menjadi sarana pembinaan umat Islam. Hal tersebut sejalan dengan apa yang kemudian dikemukakan oleh Prof M. Quraish Shihab bahwa masjid tidak hanya sebagai tempat untuk meletakkan dahi, lebih dari itu masjid harus berfungsi sebagai tempat untuk mendorong umat muslim tunduk kepada Allah swt.
Salah satu masjid yang memiliki sistem manajemen yang baik adalah masjid Jogokariyan. Masjid Jogokariyan terletak di Jl. Jogokaryan, No 36, Mantrirejon, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Meski letaknya agak jauh dari pusat Kota Yogyakarta dan akses ke masjid ini tidak selebar jalan poros pada umumnya, tetapi semangat peradaban sangat terasa ketika memasuki kawasan menuju masjid ini. Umat muslim dan masyarakat secara umum akan di jajaki aneka makanan, minuman dan jajanan lainnya dari masyarakat lokal untuk mendukung perekonomian serta menjadi daya tarik tersendiri bagi umat Muslim lainnya untuk berkunjung ke kampung ramadhan Jogokariyan (KRJ). Menjelang berbuka puasa di kampung ramadhan Jokokariyan akan sangat padat merayap dipenuhi masyarakat yang akan berbegas ke Masjid ataupun sekadar berbelanja jajanan berbuka puasa.
Konsep manajemen yang diterapkan di Jogokariyan adalah manajemen masjid modern yang di komodifikasi berlandaskan nilai-nilai Masjid pada zaman Rasulullah saw. Karena pada zaman Rasulullah masjid tidak hanya digunakan sebagai tempat ibadah, melainkan tempat kegiatan pemerintahan baik itu politik, hukum, ekonomi dan hal lainnya yang menyangkut kepentingan umat. Oleh sebabnya, semangat persatuan harus berangkat dari masjid-masjid yang senantiasa memberdayakan umat Muslim dengan memberikan nilai-nilai kesejahteraan bagi masyarakat. Dengan mengedepankan prinsip kesejahteraan ummat, masjid Jogokariyan berhasil menjadi pusat interaktif yang bermanfaat dalam transformasi informasi, ilmu pengetahuan, keterampilan, serta berbagai layanan kesehatan, permodalan sampai bisnis penginapan syariah yang semua dikelola dengan transparan dan jujur.
Jika umat Muslim mau bangkit, masjid jangan hanya dijadikan sekadar bangunan indah yang mewadahi rutinitas ritual dan pusat kejumudan yang konsisten, melainkan tempat edukasi dan menjadi Center Of Awekening pusat untuk mencapai konsensus yang progresif demi pembangunan umat serta merumuskan berbagai macam strategi yang kontekstual sesuai kebutuhan masyarakat sekitar sesuai apa yang dilakukan Rasulullah dahulu. Hal tersebutlah yang menjadi prinsip selama bertahun-tahun di masjid Jogokariyan, sehingga jamaah di masjid tersebut membeludak dan hampir tidak pernah sepi pengunjung.
Jika semua masjid mau mencontoh sistem manajemen yang diterapkan masjid Jogokariyan, maka sangat memungkinkan peradaban itu akan lahir dari masjid sebagaimana slogannya “Dari Masjid Membangun Ummat” suasana masjid seperti inilah yang mencirikan kebersamaan, kesatuan, kerukunan, kesetaraan, kemakmuran dan kekompakan umat Muslim untuk saling mendorong aspirasi umat Muslim.
“Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS. At-Taubah: 18).
Waallahu’alam