Ini Dua Surah Pendek yang Disunnahkan Dibaca setelah Al-Fatihah dalam Sholat Idul Fitri

Sebagian Muslim di Indonesia mulai Sholat Idul Fitri pada Jumat 21 April 2023.

AP Photo/Dita Alangkara
Ilustrasi sholat idul fitri.
Rep: Imas Damayanti Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Secara umum, tata cara dan bacaan sholat idul fitri tidak jauh berbeda dengan sholat pada umumnya. Namun yang membedakannya adalah kesunahan membaca takbir, tasbih, tahmid serta surah-surah khususnya. Dalam hal ini, ada dua surah Alquran yang lebih utama (afdhol) dibaca oleh imam sholat Idul Fitri.

Baca Juga


Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan, Rasulullah SAW selalu membaca Surah Al A'la setelah Surah Al Fatihah pada rakaat pertama dalam sholat Hari Raya Idul Fitri maupun Idul Adha. Sedangkan pada rakaat kedua selepas Al Fatihah, Rasulullah SAW membaca Surah Al Ghasyiyah.

Diriwayatkan An-Numan Ibnu Basyir yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW acapkali membaca Surah Al-Ala dan Surah Al-Ghasyiyah dalam shalat hari raya dan shalat Jumat.

Surah Al A'la artinya Yang Paling Tinggi, termasuk surah Makkiyah, 19 ayat turun sesudah Surah At-Takwir. Surah Al-Ala ini adalah surah Makkiyyah.

Sedangkan Surah Al Ghasyiyah artinya Hari Pembalasan, termasuk surah Makkiyah, 26 ayat, diturunkan sesudah Surah Adz-Dzariyat.

Sholat Idul Fitri merupakan sholat sunnah dua rakaat yang dilaksanakan pada tanggal 1 Syawal. Sholat Sunnah ini dikerjakan selepas terbit matahari hingga tergelincirnya waktu dzuhur tiba. Mengerjakan sholat Idul Fitri hukumnya sunnah muakkadah.

Surah al-A'la

Klik halaman berikut

 

 

سَبِّحِ ٱسْمَ رَبِّكَ ٱلْأَعْلَى

sabbiḥisma rabbikal-a’lā

1. Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tingi,

 

ٱلَّذِى خَلَقَ فَسَوَّىٰ

allażī khalaqa fa sawwā

2. yang menciptakan, dan menyempurnakan (penciptaan-Nya),

 

وَٱلَّذِى قَدَّرَ فَهَدَىٰ

wallażī qaddara fa hadā

3. dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk,

 

وَٱلَّذِىٓ أَخْرَجَ ٱلْمَرْعَىٰ

wallażī akhrajal-mar’ā

4. dan yang menumbuhkan rumput-rumputan,

 

فَجَعَلَهُۥ غُثَآءً أَحْوَىٰ

fa ja’alahụ guṡā`an aḥwā

5. lalu dijadikan-Nya rumput-rumput itu kering kehitam-hitaman.

 

سَنُقْرِئُكَ فَلَا تَنسَىٰٓ

sanuqri`uka fa lā tansā

6. Kami akan membacakan (Al Quran) kepadamu (Muhammad) maka kamu tidak akan lupa,

 

إِلَّا مَا شَآءَ ٱللَّهُ ۚ إِنَّهُۥ يَعْلَمُ ٱلْجَهْرَ وَمَا يَخْفَىٰ

illā mā syā`allāh, innahụ ya’lamul-jahra wa mā yakhfā

7. kecuali kalau Allah menghendaki. Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi.

 

وَنُيَسِّرُكَ لِلْيُسْرَىٰ

wa nuyassiruka lil-yusrā

8. dan Kami akan memberi kamu taufik ke jalan yang mudah,

 

فَذَكِّرْ إِن نَّفَعَتِ ٱلذِّكْرَىٰ

fa żakkir in nafa’atiż-żikrā

9. oleh sebab itu berikanlah peringatan karena peringatan itu bermanfaat,

 

سَيَذَّكَّرُ مَن يَخْشَىٰ

sayażżakkaru may yakhsyā

10. orang yang takut (kepada Allah) akan mendapat pelajaran,

 

وَيَتَجَنَّبُهَا ٱلْأَشْقَى

wa yatajannabuhal-asyqā

11. dan orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya.

 

ٱلَّذِى يَصْلَى ٱلنَّارَ ٱلْكُبْرَىٰ

allażī yaṣlan-nāral-kubrā

12. (Yaitu) orang yang akan memasuki api yang besar (neraka).

 

ثُمَّ لَا يَمُوتُ فِيهَا وَلَا يَحْيَىٰ

ṡumma lā yamụtu fīhā wa lā yaḥyā

13. Kemudian dia tidak akan mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup.

 

قَدْ أَفْلَحَ مَن تَزَكَّىٰ

qad aflaḥa man tazakkā

14. Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman),

 

وَذَكَرَ ٱسْمَ رَبِّهِۦ فَصَلَّىٰ

wa żakarasma rabbihī fa ṣallā

15. dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia sembahyang.

 

بَلْ تُؤْثِرُونَ ٱلْحَيَوٰةَ ٱلدُّنْيَا

bal tu`ṡirụnal-ḥayātad-dun-yā

16. Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi.

 

وَٱلْءَاخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰٓ

wal-ākhiratu khairuw wa abqā

17. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.

 

إِنَّ هَٰذَا لَفِى ٱلصُّحُفِ ٱلْأُولَىٰ

inna hāżā lafiṣ-ṣuḥufil-ụlā

18. Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu,

 

صُحُفِ إِبْرَٰهِيمَ وَمُوسَىٰ

ṣuḥufi ibrāhīma wa mụsā

19. (yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa

 

Surah al-Ghasyiyah

هَلْ أَتَىٰكَ حَدِيثُ ٱلْغَٰشِيَةِ

hal atāka ḥadīṡul-gāsyiyah

1. Sudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan?

 

وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ خَٰشِعَةٌ

wujụhuy yauma`iżin khāsyi’ah

2. Banyak muka pada hari itu tunduk terhina,

 

عَامِلَةٌ نَّاصِبَةٌ

‘āmilatun nāṣibah

3. bekerja keras lagi kepayahan,

 

تَصْلَىٰ نَارًا حَامِيَةً

taṣlā nāran ḥāmiyah

4. memasuki api yang sangat panas (neraka),

 

تُسْقَىٰ مِنْ عَيْنٍ ءَانِيَةٍ

tusqā min ‘ainin āniyah

5. diberi minum (dengan air) dari sumber yang sangat panas.

 

لَّيْسَ لَهُمْ طَعَامٌ إِلَّا مِن ضَرِيعٍ

laisa lahum ṭa’āmun illā min ḍarī’

6. Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri,

 

لَّا يُسْمِنُ وَلَا يُغْنِى مِن جُوعٍ

lā yusminu wa lā yugnī min jụ’

7. yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar.

 

وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَّاعِمَةٌ

wujụhuy yauma`iżin nā’imah

8. Banyak muka pada hari itu berseri-seri,

 

لِّسَعْيِهَا رَاضِيَةٌ

lisa’yihā rāḍiyah

9. merasa senang karena usahanya,

 

فِى جَنَّةٍ عَالِيَةٍ

fī jannatin ‘āliyah

10. dalam surga yang tinggi,

 

لَّا تَسْمَعُ فِيهَا لَٰغِيَةً

lā tasma’u fīhā lāgiyah

11. tidak kamu dengar di dalamnya perkataan yang tidak berguna.

 

فِيهَا عَيْنٌ جَارِيَةٌ

fīhā ‘ainun jāriyah

Di dalamnya ada mata air yang mengalir.

 

فِيهَا سُرُرٌ مَّرْفُوعَةٌ

fīhā sururum marfụ’ah

13. Di dalamnya ada takhta-takhta yang ditinggikan,

 

وَأَكْوَابٌ مَّوْضُوعَةٌ

wa akwābum mauḍụ’ah

14. dan gelas-gelas yang terletak (di dekatnya),

 

وَنَمَارِقُ مَصْفُوفَةٌ

wa namāriqu maṣfụfah

15. dan bantal-bantal sandaran yang tersusun,

 

وَزَرَابِىُّ مَبْثُوثَةٌ

wa zarābiyyu mabṡụṡah

16. dan permadani-permadani yang terhampar.

 

أَفَلَا يَنظُرُونَ إِلَى ٱلْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ

a fa lā yanẓurụna ilal-ibili kaifa khuliqat

17. Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan,

 

وَإِلَى ٱلسَّمَآءِ كَيْفَ رُفِعَتْ

wa ilas-samā`i kaifa rufi’at

18. Dan langit, bagaimana ia ditinggikan?

 

وَإِلَى ٱلْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْ

wa ilal-jibāli kaifa nuṣibat

19. Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan?

 

وَإِلَى ٱلْأَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ

wa ilal-arḍi kaifa suṭiḥat

20. Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?

 

فَذَكِّرْ إِنَّمَآ أَنتَ مُذَكِّرٌ

fa żakkir, innamā anta mużakkir

21. Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan.

 

لَّسْتَ عَلَيْهِم بِمُصَيْطِرٍ

lasta ‘alaihim bimuṣaiṭir

22. Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka,

 

إِلَّا مَن تَوَلَّىٰ وَكَفَرَ

illā man tawallā wa kafar

23. tetapi orang yang berpaling dan kafir,

 

فَيُعَذِّبُهُ ٱللَّهُ ٱلْعَذَابَ ٱلْأَكْبَرَ

fa yu’ażżibuhullāhul-‘ażābal-akbar

24. maka Allah akan mengazabnya dengan azab yang besar.

 

إِنَّ إِلَيْنَآ إِيَابَهُمْ

inna ilainā iyābahum

25. Sesungguhnya kepada Kami-lah kembali mereka,

 

ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا حِسَابَهُم

ṡumma inna ‘alainā ḥisābahum

 

 

26. kemudian sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler