Meski Dibatasi Israel, 4 Juta Muslim Sholat di Al Aqsa Selama Ramadhan
Israel mengizinkan pemukim Yahudi memasuki kompleks Masjid Al Aqsa hampir tiap hari.
REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Sebanyak empat juta umat Muslim dilaporkan melaksanakan shalat di Masjid Al Aqsa di Yerusalem yang diduduki, selama bulan suci Ramadhan. Departemen Wakaf Islam menyebut angka ini tercapai meski ada larangan dan pembatasan dari Israel.
Otoritas yang dikelola Yordania ini mengatakan kehadiran besar-besaran Muslim di tempat suci selama Ramadhan itu luar biasa. Terlebih, seperti yang diketahui, ada pembatasan dari Israel terhadap masuknya jamaah dari Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Dilansir di Wafa, Jumat (21/4/2023), selama bulan suci Ramadhan Muslim yang berusia 12-55 dari Tepi Barat ditolak masuk ke Kota Tua Yerusalem, di mana masjid itu berada. Hanya beberapa ratus jamaah dari Jalur Gaza yang diizinkan mengakses kompleks tersebut.
Bertepatan dengan Hari Raya Paskah Yahudi awal April lalu, pasukan pendudukan Israel diketahui menyerbu tempat suci setidaknya dua kali. Mereka secara paksa mengusir ribuan jamaah Muslim selama sepertiga pertama Ramadhan.
Langkah ini diambil Israel untuk memungkinkan pemukim Yahudi Israel masuk ke tempat suci, memicu hujan kecaman dari dalam negeri maupun internasional. Sejak 2003, otoritas pendudukan Israel mengizinkan para pemukim memasuki kompleks tersebut hampir setiap hari, kecuali hari Jumat, hari istirahat dan ibadah umat Islam.
Wakaf Islam pun telah berulang kali menggambarkan kehadiran para pemukim di Masjid Al-Aqsa sebagai hal yang provokatif. Mereka menyebut setiap jamaah dan penjaga Palestina di Al-Aqsa merasa tidak nyaman dengan kehadiran polisi Israel dan para pemukim, yang mengunjungi tempat suci Islam tersebut.
Israel merebut Yerusalem Timur, tempat Masjid Al-Aqsa berada, selama Perang Enam Hari pada 1967. Tindakan tersebut hingga saat ini tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.