Vape Bisa Picu Penyakit Gusi dan Kerusakan Gigi

Vape memiliki dapak buruk pada kesehatan gigi dan gusi.

Republika/ Wihdan
Aneka varian cairan rokok elektrik (vape). Ada sejumlah bahaya tersembunyi yang mengintai pengguna vape, termasuk penyakit gig dan gusi..
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rokok elektrik atau vape bisa memiliki dampak buruk pada kesehatan gigi dan gusi. Dokter gigi Rizwan Mahmood yang merupakan salah satu pendiri Rüh Dental mengatakan, efek vape pada gigi dan kesehatan mulut secara keseluruhan cukup signifikan.

"Rokok elektrik melepaskan banyak bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh manusia. Salah satu bahan kimia itu adalah formaldehyde yang jika dipanaskan dengan baterai tegangan tinggi dapat menyebabkan iritasi pada hidung, mulut, dan tenggorokan," ujar Mahmood.

Dikutip dari laman Express, Senin (24/4/2023), rokok elektronik pertama kali diperkenalkan di Inggris pada pertengahan tahun 2000-an. Kala itu, diharapkan rokok elektrik akan menjadi alternatif yang lebih sehat dari merokok tembakau.

Rokok elektrik diklaim tidak mengandung beberapa bahan beracun yang ada di rokok tradisional. Hanya saja, rokok elektrik justru telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan selama bertahun-tahun, yang diungkap dalam beragam penelitian.

Mahmood menyampaikan, rokok elektrik berpotensi menyebabkan gangguan pernapasan. Selain itu, menelan bahan kimia berbahaya yang terkandung di dalamnya dapat menyebabkan luka bakar dan mengakibatkan timbulnya bisul di mulut.

Bahan kimia bernama propilen glikol dalam rokok elektrik bisa menyebabkan mulut kering, bau mulut, sariawan, dan kerusakan gigi. Nikotin, komponen utama vape dan rokok, membatasi aliran darah ke gusi sehingga menyebabkan peningkatan risiko penyakit gusi.

Baca Juga


"Ketika dicampur dengan propilen glikol, formaldehida, dan benzena, risiko ini semakin meningkat," kata Mahmood.

Salah satu alasan yang menyebabkan banyak orang memilih rokok elektrik adalah untuk menghindari perubahan warna pada gigi yang sering dikaitkan dengan merokok tembakau. Namun, Mahmood berkata anggapan bahwa tar dalam rokok dapat menodai gigi adalah kesalahpahaman.

Sebab, penyebab yang memicu efek pewarnaan itu adalah nikotin. Jika khawatir gigi bernoda, disarankan sama sekali menghindari rokok maupun rokok elektrik.

Efek lain dari rokok elektrik adalah perubahan komposisi bakteri. Mahmood menginformasikan bahwa beberapa penelitian menunjukkan bahwa aerosol dari rokok elektrik dapat menyebabkan peningkatan hampir empat kali lipat perlengketan mikroba ke enamel gigi.

"Rokok elektrik dengan rasa buah yang manis bahkan lebih buruk karena memiliki struktur kimia yang mirip dengan permen dan minuman manis dan menempel di gigi lebih lama, menyebabkan kerusakan gigi," tuturnya.

Bagi orang yang tengah berusaha untuk berhenti merokok atau mengisap rokok elektrik, disarankan berkonsultasi dengan dokter untuk langkah-langkahnya. Mahmood juga merekomendasikan untuk mencoba opsi lain yang tidak tertelan atau terhirup, seperti patch nikotin.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler