Legislator: Jangan Hanya AP Hasanuddin, Thomas Djamaluddin Juga Harus Disanksi

Legislator meminta BRIN tak hanya sanksi AP Hasanuddin, tapi juga Thomas Djamaluddin.

Republika/Putra M. Akbar
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) - Thomas Djamaluddin. Legislator meminta BRIN tak hanya sanksi AP Hasanuddin, tapi juga Thomas Djamaluddin.
Red: Bilal Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi X DPR RI Zainuddin Maliki meminta pimpinan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menindak tegas peneliti AP Hasanuddin, yang dianggap merusak semangat toleransi di media sosial.

Baca Juga


"Yang bersangkutan sudah meminta maaf, tetapi saya mengharap BRIN tetap memberi edukasi dan mengambil langkah tegas kepada penelitinyaagar tidak merusak semangat toleransi yang sedang dibangun bersama dengan susah payah," kata Zainudin Maliki.

Menurut dia, sangat tidak layak jika seorang peneliti lembaga riset nasional yang tidak siap menerima perbedaan, bahkan sampai mengeluarkan ancaman pembunuhan. Menurut Zainuddin tidak hanya AP Hasanuddin, tetapi juga Thomas Djamaluddin juga perlu didisiplinkan.

"Justru komentar Prof. Thomas di Facebook sebagai sumber AP Hasanuddin mengeluarkan ancaman pembunuhan, juga harus diberi sanksi, bahkan lebih berat," ujarnya.

Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya itu menyatakan bangsa Indonesia tengah mendambakan tumbuhkembangnya manusia-manusia terdidik dan berkeadaban.

"Tetapi sedih sekali yang dijumpai seorang peneliti lembaga riset nasional berpikir dangkal dan pongah dalam menyikapi perbedaan," ujarnya.

Menurut dia, rendahnya keadaban yang bersangkutan sebagai seorang peneliti dan sama sekali tidak mencerminkan kapasitasnya sebagai intelektual dalam bermedia sosial telah menodai BRIN

Komentar ancaman kepada warga Muhammadiyah itu diunggah oleh Andi Pangerang Hasanuddin, dengan nama akun AP Hasanuddin, yang diketahui seorang peneliti astronomi BRIN.

AP Hasanuddin memberikan komentar pada tautan yang diunggah peneliti lain BRIN bernama Thomas Jamaluddin soal perbedaan metode penetapan hari Lebaran 2023.

Awalnya, Thomas berkomentar bahwa Muhammadiyah sudah tidak taat pada keputusan Pemerintah karena menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1444 H berbeda dengan penetapan pemerintah, dan komentar Thomas itu dibalas oleh akun AP Hasanuddin.

"Saya tak segan-segan membungkam kalian Muhammadiyah yang masih egosentris. Udah disentil sama Pak Thomas, Pak Marufin, dkk, kok masih gak mempan," tulis akun AP Hasanuddin.

Kemudian, AP Hasanuddin juga menulis komentar balasan atas unggahan akun Ahmad Fuazan S. "Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan!!! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian!!!" tulis AP Hasanuddin dengan huruf besar semua.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler