Analisis Gerindra dan Prabowo 'Terdesak' Seusai PDIP Umumkan Ganjar Capres

“Otomatis posisi Prabowo tidak terlalu baik atau strategis," kata Hendri Satrio.

dok Golkar
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) bertemu dengan Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto (kanan).
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Zainur Mashir Ramadhan, Febrian Fachri, Nawir Arsyad Akbar, Fergi Nadira

Baca Juga


Pengumuman Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (capres) oleh PDIP dinilai membuat Gerindra dan capresnya, Prabowo Subianto dalam kondisi terdesak. Menurutnya, keterdesakan itu tercermin dari rencana pertemuan elite Gerindra dan elite Golkar yang dikabarkan akan digelar pada Kamis (27/4/2023).

“Otomatis posisi Prabowo tidak terlalu baik atau strategis. Artinya nggak bisa ke mana-mana, walaupun dia merupakan ketua umum partai besar, tapi tetap butuh satu koalisi,” kata Hendri yang juga merupakan Jubir Anies Baswedan dalam keterangan videonya, Selasa (25/4/2023).

Hendri menjelaskan, alasan keterdesakan itu, mengingat tantangan dari partai politik lain yang sudah mengatakan satu komando kepada Joko Widodo (Jokowi). Hal itu, diperparah saat Jokowi, kata dia, mendampingi Megawati Soekarnoputri saat mengumumkan pencapresan Ganjar pada Jumat pekan lalu.

“Jadi sangat mungkin partai politik lain yang mengaku sebagai partai pendukung Jokowi langsung satu komando bergabung dengan PDIP,” tutur dia.

Menurut pendiri KedaiKopi itu, posisi ini sangat tidak diinginkan Gerindra. Pasalnya, bilamana PKB hengkang meninggalkan Gerindra, pencalonan Prabowo tidak bisa dilakukan.

Nah pertemuan dengan Golkar ini menjadi keterdesakan untuk membujuk agar Golkar bisa bersama Gerindra atau minimal tetap pada koalisinya. Ada juga kemungkinan melahirkan koalisi baru yang memunculkan pasangan ketiga nantinya,” jelas dia.

Kemungkinan itu, dia sebut berdasarkan hubungan historis antara Prabowo dan Golkar. Sehingga, jika Prabowo bisa memanfaatkannya, bukan tidak mungkin ada calon presiden ketiga setelah Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.

“Keterdesakan yang harus dicairkan Prabowo saat ini ada dua pilihan, pertama dirinya tidak maju capres, kedua menjadi wakil presiden bagi Anies ataupun Ganjar,” kata dia.

Pengamat politik dari Universitas Andalas, Najmuddin Rasul, mengatakan kehadiran Presiden Jokowi secara mendadak untuk deklarasi Ganjar Pranowo sebagai capres oleh PDIP  memperlihatkan bahwa Jokowi mendukung keputusan Megawati Soekarnoputri. Najmuddin melihat Jokowi sudah tidak lagi memikirkan hubungan dengan koalisi parpol yang lain.

"Betapa mesranya hubungan antara Jokowi-Ganjar sejak sebelum hingga pascapencapresan Ganjar oleh PDIP. Ini merupakan tamparan telak bagi KIB," kata Najmuddin, Senin (24/4/2023). 

Sebelum ada kepastian nasib Ganjar dari PDIP, KIB terutama PAN sangat ingin menarik Ganjar untuk masuk ke KIB bila Gubernur Jawa Tengah itu tidak diberikan tiket oleh PDIP. Tetapi, kini Ganjar sudah sah menjadi capres PDIP yang dapat maju tanpa harus berkoalisi dengan partai lain. 

Najmuddin menyebut bisa saja pencapresan Ganjar oleh PDIP membuat KIB akan bubar. Karena Golkar, PAN dan PPP selama ini dikenal sebagai partai pragmatis yang selalu ingin menjaga posisi di lingkaran kekuasaan. 

"Fenomena politik ini bisa berdampak negatif pada KIB. Saya melihat, KIB kemungkinan besar bubar," ujar Najmuddin.

Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto menanggapi rencana pertemuan para elite parpol pada Kamis (27/4/2023). Menurutnya, pertemuan tersebut merupakan respons setelah Ganjar Pranowo diumumkan sebagai bakal capres oleh Megawati Soekarnoputri.

"Artinya memang bandul dan konstelasi politik itu memang berubah," ujar Hasto di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Senin (24/4/2024).

Di samping itu, ia mengatakan bahwa penetapan Ganjar sebagai bakal capres adalah sesuatu yang pasti. Sehingga, PDIP tak membuka peluang Ganjar untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres).

"Serap aspirasi rakyat kemudian diambil keputusan, sehingga kalau Bu Mega udah ambil keputusan ini tidak akan berubah, meskipun matahari terbit dari barat," ujar Hasto.

Partai berlambang kepala banteng itu juga terbuka dengan partai politik lain yang ingin berkoalisi untuk Pilpres 2024. Namun, landasan kerja sama politik tersebut adalah mendukung Ganjar sebagai capres.

"Tentu saja komunikasi dilakukan secara intens. Prinsipnya ruang kerja sama itu akan dilakukan dalam kerangka sistem presidensial," ujar Hasto.

 


 

 

Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan bahwa dinamika terkait wacana pembentukan koalisi besar terus terjadi. Bahkan, menurutnya, setelah PDIP mendeklarasikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai capres.

"Kita akan terus mengikuti dinamika itu dengan baik, proses politik itu akan berjalan dengan baik. Nanti akan ada beberapa pemikiran dan pandangan dari pimpinan partai politik yang kira-kira, mudah-mudahan bisa menjadi terobosan bagi perkembangan politik di tanah air," ujar Muzani di Rumah Dinas Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad, Jakarta, Ahad (23/4/2023).

Muzani mengakui, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bersama pimpinan Partai Golkar, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) disebut akan kembali menggelar pertemuan usai Lebaran. Namun, ia belum dapat memastikan jadwal pertemuan tersebut.

"Mungkin akan ada pertemuan lagi, mungkin, tapi saya tidak tahu kapan dan di mana. Saya tidak tahu," ujar Muzani.

Partai Gerindra saat ini sudah meneken kerja sama politik dengan PKB, yang dinamakan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). Adapun keputusan terkait pemilihan presiden (Pilpres) 2024 berada di tangan dua ketua umum, yakni Prabowo Subianto dan Abdul Muhaimin Iskandar.

Ia pun menjawab diplomatis soal peluang koalisi besar terbentuk tanpa PDIP di dalamnya. Menurutnya, bekerja sama atau berhadapan kembali dengan partai berlambang kepala banteng itu merupakan hal yang biasa.

"Dalam sistem politik kita itu berhadapan biasa, beriringan biasa, bergandengan tangan biasa. Itu semua sahabat, saudara kita, kawan seperjuangan kita dalam memajukan bangsa dan negara. Kita dengan PDIP sama, kita dengan PDIP kadang-kadang berbeda," ujar Wakil Ketua MPR itu.

PKB sendiri mengucapkan selamat kepada Ganjar yang ditetapkan sebagai bakal capres pada Pilpres 2024. Namun PKB juga tidak mau kalah, dalam waktu dekat KKIR diklaim akan mendeklarasikan capres-cawapres.

"Selamat untuk Pak Ganjar, tentu ini menjadi hari yang istimewa untuk Pak Ganjar yang akhirnya resmi menjadi capres PDIP, koalisi KIR juga akan segera mendeklarasikan, kita tunggu saja," ujar Ketua DPP PKB, Daniel Johan.

Menurutnya, dengan ditetapkannya Ganjar oleh PDIP, maka setidaknya bakal ada tiga capres yang akan bertarung di Pilpres 2024. Hanya saja, ia belum dapat memberitahukan kepada awak media siapa sosok yang akan dipilih koalisinya sebagai bakal capres 2024.

"Dengan demikian sejauh ini minimal telah muncul tiga calon yang memberi pilihan bagi rakyat. Mari kita sambut pesta demokrasi dengan riang gembira dan penuh antusias," ujar Daniel.

Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan, bahwa Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) akan menggelar pertemuan pada Kamis (27/4/2023) malam. Pertemuan dikatakan akan dihadiri para ketua umum tiga parpol KIB.

"Kalau KIB besok malam kami ketemuan, sama Pak Airlangga kita ketemuan, saya, rencananya Pak Airlangga, dan Pak Mardiono tanggal 27," kata Zulhas kepada awak media di Komplek Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu (26/4/2023).

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu tidak merincikan maupun menjelaskan detail agenda pertemuan tersebut. Dia hanya menginformasikan bahwa pertemuan bakal digelar di kediaman Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) Airlangga Hartarto.

"Ya kan ketemu dulu, di tempat Pak Airlangga," kata Zulhas ketika ditanya perihal isi agenda pertemuan.

Sebelumnya, Zulhas bertemu Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan, Jakarta Rabu pagi. Dalam pertemuan tersebut, dia membahas kondisi harga-harga pokok serta  masalah politik bersama Jokowi. 

"Politik kira-kira yang pokok itu. Singgung-singgung sedikit nanya-nanya bolehlah," kata Zulhas.

Jokowi, kata dia, bertanya soal perkembangan politik saat ini. Menurutnya akan ada pertemuan ketua-ketua umum partai politik untuk bersilaturahmi dengan Presiden Jokowi.

elektabilitas bakal cawapres menurut survei. - (infografis Republika)

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler