Berkat Digitalisasi, Dana Murah BRI Naik Hingga 64,53 Persen
Fee Based Income (FBI) selama tiga bulan, BRI catat pencapaian Rp 5,08 triliun.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BRI menyebutkan optimalisasi layanan perbankan digital BRI telah berhasil meningkatkan Current Account Saving Account (CASA),dana murah dari tabungan dan giro, hingga mencapai 64,53 persen secara tahunan (YoY).
Direktur Utama Bank BRI Sunarso mengatakan layanan digital BRI seperti Brilink, BRImo, BRI API, dan QLola by BRI juga turut berkontribusi pada peningkatan penghimpunan dana pihak ketiga yang tumbuh 11,45 persen YoY, atau sebesar Rp 1.255,45 triliun pada kuartal I 2023.
"Bisa saya jelaskan di sini bahwa pada segmen mikro, dan ritel penghimpunan CASA didukung oleh optimalisasi transaksi melalui Brilink, super app kita BRImo, dan digital payment platform BRI API, sementara itu di segmen wholesale dioptimalkan dengan pengembangan platform digital payment terintegrasi yang kami namakan Qlola," kata Sunarso di Jakarta, Kamis (27/4/2023).
Platform QLola yang baru dirilis pada 20 Desember 2022 lalu menyediakan akses menyeluruh terhadap layanan wholesale banking BRI seperti layanan Cash Management, Trade Finance, Supply Chain Management, Foreign Exchange, Investment Service, dan Financial Dashboard.
Sunarso menjelaskanperubahan preferensi masyarakat dalam bertransaksi digital menjadi faktor utama masifnya penggunaan platform layanan digital perbankan saat ini. Bahkan, BRI mencatat per Maret 2023, jumlah agen Brilink di seluruh Indonesia telah mencapai 650 ribu agen dengan total nilai transaksi Rp325,65 triliun.
Kemudian jumlah pengguna BRImo juga telah mencapai 26,3 juta pengguna selama akhir periode kuartal I 2023 dengan peningkatan transaksi sebesar 99,07 persen YoY.
"Kemudian kita juga mempelajari tentang perubahan preferensi nasabah yang semakin gemar dengan transaksi digital, khususnya di segmen mikro dan ultra mikro, maka kami proyeksikan bahwa hal ini akan terus berlanjut pada tahun 2023. Selain meningkatkan penetrasi layanan keuangan yang kita sebut financial exclusion di Indonesia, dengan hybrid bank business model yang diterapkan, BRI akan menghadirkan layanan perbankan yang sesuai dengan literasi digital masyarakat," jelas Sunarso.
Melalui layanan digital tersebut, dari segi Fee Based Income (FBI) selama tiga bulan, BRI mencatatkan pencapaian sebesar Rp 5,08 triliun atau tumbuh 11,45 persen YoY.
Sunarso lanjut memaparkan, efisiensi dari layanan digital BRI tersebut juga menunjang perbaikan rasio lainnya yang mencakup Biaya Operasi Pendapatan Operasi (BOPO), Cost Efficiency Ratio (CER), dan Cost to Income Ratio (CIR) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Adapun BOPO pada kuartal I 2023 mencapai 64,47 persen. Angka tersebut menunjukkan perbaikan dibandingkan tahun lalu yang mencapai 68,26 persen pada periode yang sama.
Kemudian BRI mencatatkan CER yang membaik 42,69 persen dibandingkan tahun lalu 45,68 persen. Dari segi CIR semula 42,23 persen, semakin membaik pada kuartal I 2023 menjadi 41,80 persen.
"Artinya secara keseluruhan ini, kita bisa simpulkan bahwa secara bisnis, baik business process maupun result-nya yang tercermin dari laporan keuangan, BRI mengalami perbaikan efisiensi yang signifikan," pungkasnya.