Ramaikan Libur Lebaran, Yogyakarta Gelar Dua Agenda Wisata Sekaligus
Lama tinggal dan belanja wisatawan diharapkan turut meningkat.
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Yogyakarta akan menggelar Festival Destinasi Jeron Beteng 'Festival Topeng' 2023 dan Festival Kampung Wisata. Dua festival ini akan digelar pada 30 April 2023 di Kota Yogyakarta
Melalui dua festival ini diharapkan tidak hanya meningkatkan lama tinggal wisatawan di Kota Yogyakarta di masa libur Lebaran. Namun, Kepala Bidang Daya Tarik Pariwisata, Dispar Kota Yogyakarta, Yurnelis Piliang, juga berharap kegiatan di akhir April ini juga dapat meningkatkan belanja wisatawan.
"Festival Jeron Beteng diharapkan dapat menjadi event tahunan yang bisa menjadi daya tarik tambahan bagi wisatawan di musim libur Lebaran, sehingga lama tinggal wisatawan dan belanja wisatawan akan turut meningkat," kata Yurnelis di kompleks Balai Kota Yogyakarta.
Topeng dipilih sebagai tema utama festival dikarenakan topeng dan tari topeng sendiri merupakan warisan budaya nusantara yang sudah ada sejak abad kesembilan tepatnya di era mataram kuno. Yurnelis menjelaskan, dulunya tari topeng merupakan ritual sakral yang menjadi bagian dari pendidikan seorang raja.
"Konon katanya Hayam Wuruk yang merupakan Raja Majapahit mahir memainkan tari topeng," terangnya. Lambat laun, topeng mulai dikenal luas dan dimainkan oleh masyarakat umum.
Saat ini, hampir setiap daerah memiliki tradisi topeng sendiri-sendiri, dan khusus di Yogyakarta terdapat Tari Topeng Panji. Yurnelis mengatakan, Festival Jeron Beteng digelar dengan tujuan untuk melestarikan kebudayaan yang ada di Kota Yogyakarta.
Tak hanya itu, juga dalam rangka mengangkat potensi di wilayah Jeron Beteng, baik potensi wisata maupun potensi ekonomi kreatifnya. Festival ini baru pertama kalinya digelar di Kota Yogyakarta dan akan diselenggarakan di Alun-alun Selatan sejak pukul 13.35-22.00 WIB pada 30 April nanti.
Yurnelis menyebut bahwa acara puncak dalam festival ini akan digelar tari topeng kolosal yang diikuti 300 orang dari tiga kelurahan di Kota Yogyakarta. Yakni dari Kelurahan Kadipaten, Patehan, dan Panembahan.
"Ketiga rombongan akan memulai pawai dari kelurahan masing-masing untuk menuju Alun-alun Kidul (selatan) menggunakan kostum dan topeng yang khas dari wilayah masing-masing," ujarnya.
Suara sirine gaok akan memandai datangnya pawai tari topeng kolosal, ketika rombongan sudah berkumpul di Alun-alun akan dilaksanakan menari topeng kolosal dengan musik dan koreografi yang diciptakan khusus," tambah dia.
Sebelum tari topeng kolosal ini, katanya, Festival Jeron Beteng akan diisi dengan berbagai macam kegiatan. Mulai dari lomba kreasi topeng, pertunjukan musik, mocopat, tari modern, dan bazar dari 20 stan ekonomi kreatif dari wilayah Jeron Beteng.
"Pada sore harinya setelah tari topeng kolosal, festival akan diisi dengan jathilan, Tari Golek Surung Dayung, gedrug, dan tampilan musik hingga malam hari," jelasnya.
Sementara itu, terkaitFestival Kampung Wisata juga akan digelar di hari yang sama yakni pada 30 April dengan tema 'Masyarakat Kreatif, Kampung Wisata Produktif'. Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Pariwisata, Dispar Kota Yogyakarta, Husni Eko Prabowo mengatakan, pihaknya akan menggelar enam Festival Kampung Wisata di 2023 ini.
"Festival Kampung Wisata ini bertujuan untuk menunjukkan potensi dan eksistensi dari kampung wisata yang ada di Kota Yogyakarta," kata Husni.
Festival Kampung Wisata pada 30 April nanti merupakan yang kedua, dan melibatkan empat kampung wisata. Mulai dari Kampung Wisata Prawirotaman, Kauman, Kadipaten, dan Patehan (Taman Sari).
"Pada festival ini akan ditampilkan pentas tari dan seni musik, termasuk akan menampilkan pameran potensi kampung wisata berupa produk unggulan seperti paket wisata, produk kuliner dan kerajinan," ujarnya.
Husni berharap dari kegiatan ini dapat semakin mengenalkan kampung wisata di Kota Yogyakarta sebagai destinasi pariwisata, melalui promosi potensi yang dimiliki setiap kampung wisata. Selain itu, juga diharapkan semakin mendorong kreativitas masyarakat di kampung wisata.
"Sehingga, mampu menarik wisatawan untuk berkunjung dan memperpanjang lama tinggal wisatawan di Kota Yogyakarta," jelas Husni.