Telkom Bantu Budi Daya Petani Lebih Efisien
Agroobot memiliki beberapa jenis perangkat IoT.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Digital Business PT Telkom Indonesia (Persero) Fajrin Rasyid mengatakan, teknologi digital internet of things (IoT) memberikan manfaat bagi berbagai sektor industri, salah satunya bagi para pelaku usaha di sektor pertanian. Fajrin menyampaikan, platform Agree dari Leap-Telkom Digital menggandeng PT Agroobot Bangun Negeri (Agroobot) dalam mengimplementasikan penggunaan teknologi IoT pada DAB Subur, perusahaan agrobisnis yang fokus pada budi daya komoditas serai wangi.
"Agroobot merupakan sebuah platform laboratorium tanah mobile berbasis IoT dan Artificial Intelligence (AI) yang dapat dimanfaatkan untuk monitoring tekstur tanah, uji mikro, uji makro, exchangeable potassium, kapasitas tukar kation, pH tanah, dan karbon organik tanah," ujar Fajrin dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (2/5/2023).
Fajrin menjelaskan, Agroobot memiliki beberapa jenis perangkat IoT salah satunya Agrooscan. Hal itu yakni sebuah perangkat monitoring untuk pengujian unsur hara tanah portable. Pada kolaborasi ini, lanjut Fajrin, perangkat IoT yang diimplementasikan oleh DAB Subur adalah Agrooscan yang bekerja dengan cara memasukkan alat ke tanah untuk pengecekan unsur hara tanah yang akan dibudidayakan.
"Jika hasilnya sudah didapatkan, pengguna bisa melihat dan memantaunya dari smartphone mereka di mana pun dan kapan pun," ucap Fajrin.
Fajrin mengatakan data Agrooscan bisa dilihat secara real-time serta akurat. Dengan begitu, para petani DAB Subur dapat mengetahui kondisi tanah sebelum diolah sehingga penggunaan pupuk bisa lebih efisien yang berujung pada meningkatnya hasil produksi yang berkualitas.
“Kelebihan perangkat IoT hasil kerja sama Agree dan Agroobot ini dapat dibawa ke mana saja atau portable, user friendly, dan sumber energinya menggunakan baterai. Pengecekan tanah dengan memanfaatkan perangkat ini dapat mengefisiensikan penggunaan pupuk yang sesuai takaran, tepat, dan menghasilkan hasil panen yang sangat baik,” sambung Fajrin.
Fajrin mengatakan kolaborasi antara Agree dengan DAB Subur yang melalui pemanfaatan teknologi IoT merupakan salah satu upaya Telkom untuk mengakselerasi ekosistem digital di sektor pertanian. Kerja sama ini turut membawa terobosan bagi petani Indonesia dan menjadi bukti bahwa petani di tanah air siap beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang ada.
"Hal ini sejalan dengan misi Telkom yaitu mempercepat pembangunan infrastruktur dan platform digital cerdas yang berkelanjutan di segala sektor," ucap Fajrin.
Selain itu, hadirnya DAB Subur sebagai salah satu penjamin pasar dan pengguna teknologi dari Agree, telah membantu permodalan yang disalurkan kepada petani dan menghasilkan NPL nol persen dengan repayment 100 persen," ujarnya.
Fajrin menyebut saat ini tercatat lebih dari 250 hektar lahan DAB Subur sudah on board ke dalam aplikasi Agree, dengan total lahan yang ditanam lebih dari 60 hektare. Dari total tersebut, lebih dari 150 hektare terdapat di Bengkulu dengan lahan tanam lebih dari 40 hektare, dan lebih dari 80 hektare ada di Banten dengan lahan tanam lebih dari 18 hektare.
"Rencananya ke depan akan ditargetkan lebih dari 1.000 hektare lahan tanam di berbagai wilayah," kata Fajrin.
Pemilik DAB Subur Wijayandaru, berharap implementasi teknologi Agroobot dari Agree dapat membantu mempermudah petani DAB Subur dari proses pra tanam sampai pasca tanam sehingga aktivitas budi daya bisa menjadi lebih efisien. Berkat efisiensi tersebut, hasil yang didapat juga lebih maksimal dan semakin menguntungkan para petani.
"Tidak hanya penggunaan teknologi IoT, sebelumnya DAB Subur sudah lebih dulu menggunakan layanan Agree Partner dan Dashboard Offtaker milik Agree," ujar Wijayandaru.
Wijayandaru mengaku teknologi digital yang diberikan oleh Agree membuat DAB Subur kini dapat memvalidasi profil petani dan lahan yang dimilikinya. Selain itu, pihaknya juga lebih mudah memantau segala aktivitas pertanian dan melihat kebutuhan sarana produk pertanian hingga penggunaan modal.
"Melalui Agree Modal, para petani mendapat akses yang lebih mudah dengan lembaga keuangan terpercaya dalam hal permodalan," kata Wijayandaru.