Apakah Umroh Syawal Kemudian Berhaji di Tahun yang Sama Terkena Dam?

Setelah Ramadhan, banyak muslim yang melanjutkan umroh hingga Syawal.

Amr Nabil/AP
Apakah Umroh Syawal Kemudian Berhaji di Tahun yang Sama Terkena Dam?. Foto: Haji (Ilustrasi).
Rep: Ratna Ajeng Tejomukti Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Setelah Ramadhan, banyak muslim yang melanjutkan umroh hingga Syawal. Ada juga yang bahkan menetap untuk melanjutkan haji.

Baca Juga


Ketika seseorang berhaji tetapi melaksanakan umroh lebih dahulu maka disebut haji tamattu dan diwajibkan membayar dam. Namun bagaimana jika seseorang umroh di bulan Syawal kemudian pulang ke rumah dan kembali lagi untuk berhaji di tahun yang sama.

Dilansir di About Islam, mantan mufti Saudi, Sheikh Ibn Baz menjelaskan jika seseorang menunaikan umrah di bulan Syawal kemudian kembali ke rumah, kemudian datang untuk menunaikan haji, mayoritas ulama berpendapat bahwa ia bukanlah haji tamattu dan tidak wajib membayar dam, karena ia kembali ke tempat asalnya kemudian dia kembali untuk melakukan haji sendiri.

Ini adalah pendapat yang diriwayatkan dari Umar bin Khattab dan putranya Abdullah (ra dengan mereka berdua), dan itu adalah pendapat mayoritas ulama. Di sisi lain, diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa jamaah dalam hal ini melakukan tamattu dan dia memang harus membayar dam karena dia menggabungkan umroh dan haji di bulan- bulan haji pada tahun yang sama.

Tetapi mayoritas ulama mengatakan bahwa jika dia kembali ke rumah dan sebagian dari mereka mengatakan bahwa meskipun dia bepergian jauh kemudian kembali untuk haji dengan sendirinya, maka dia tidak melakukan tamattu.

Tampaknya pandangan yang paling benar adalah apa yang diriwayatkan dari Umar dan putranya Abdulla. Jika seorang muslim kembali ke keluarganya, maka dia tidak melakukan tamattu, dan dia tidak harus membayar dam.

Tetapi bagi orang yang datang untuk haji dan umroh kemudian tinggal di Jeddah atau Ta'if, dan dia bukan termasuk penduduk disana, maka dia masuk ihram, orang ini melakukan tamattu, dan fakta bahwa dia pergi ke Taif atau Jeddah atau Madinah tidak berarti bahwa dia tidak lagi melakukan tamattu, karena dia datang untuk menunaikan umroh dan haji bersama-sama, dan dia pergi ke Jeddah atau Taif hanya untuk suatu alasan.

Hal yang sama berlaku untuk orang yang pergi mengunjungi Madinah ini tidak berarti bahwa dia tidak lagi melakukan tamattu menurut pandangan yang paling jelas dan paling benar. Jadi dia harus membayar dam tamattu dan melakukan Sa`i untuk haji seperti dia melakukan Sa`i untuk Umroh.

Sumber:

https://aboutislam.net/counseling/ask-the-scholar/hajj/does-umrah-in-shawwal-obligate-a-sacrifice/

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler