Gus Najih Putra Mbah Moen: Jaga Masjid, Jangan Diambil Kaum Radikal Baru Nangis
Gus Najih meminta umat Islam menjaga dan merawat syiar masjid
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pendakwah asal Rembang, KH Muhammad Najih Maimoen, menyampaikan pesannya terkait menghormati masjid kepada para jamaah yang hadir dalam acara Tahlil dan Doa 40 Hari KH Hasan Abdul Jalal pada Rabu (3/5/2023).
"Masjid harus dihormati, jangan dibuat maksiat. Jangan sampai rokoan di Masjid ini sangat berbahaya. Kalau sampai apa lagi membuang tegesan di mushola, masjid ini mengakibatkan kekufuran," kata KH Najih dikutip dari laman Youtube Al Wafa Tarim.
KH Najih juga meminta agar pesantren di Indonesia yang jumlahnya banyak untuk tetap dirawat. KH Najih meminta pendidikan agama di pesantren tetap dipertahankan.
"Banyak pesantren, saya mewanti-wanti untuk diawetkan, khususnya pelajaran agama diteruskan jangan sampai digeser, kebanyakan ilmu umumnya. Juga warisan masjid. Jangan sampe masjid banyak, (jangan hanya) dahulukan acara tahlilan, cari berkat, jangan sampai diambil kaum radikal, baru nangis, baru mau berantem, ini sangat menyayangkan sekali," ucap putra dari KH Maimun Zubair.
Sementara itu, Habib Taufiq bin Abdul Qodir Assegaf turut menyampaikan dakwahnya dalam kesempatan ini. Beliau memberikan ceramah terkait dengan musibah yang ditimpa umat islam selama di dunia yakni melalui wafatnya orang alim.
Baca juga: Shaf Sholat Campur Pria Wanita di Al Zaytun, Ustadz Adi Hidayat Jelaskan Hukumnya
"Kematian orang yang alim, yang soleh bukan musibah keluarga. Tapi itu musibah untuk umat islam, karena itu musibah itu sangat besar, dengan kematian mereka akan muncul tokoh dianggap alim tapi tidak soleh tapi menyesatkan, disabdakan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, Allah itu tidak mencabut ilmu dari manusia langsung, ada proses dengan dimatikan ulama, ilmu yang manfaat," kata Habib Taufiq
"Ciri-ciri ilmu manfaat yaitu yang membuat orang zuhud dunia dan semangat untuk akhirat. Ciri-ciri yang manfaat membuat orang meninggalkan bermalas-malasan, semakin takut kepada Allah, tambah ilmu kok melanggar, nggak tambah takut berarti bukan manfaat karena semakin jauh kepada Allah. Ulama yang dimaksud orang yang punya ilmu manfaat," lanjut Habib Taufiq.