Romi: Yang Gagalkan Mahfud MD Itu adalah Paloh, Cak Imin, dan Airlangga Hartarto
Romi tak menampik bahwa nama Mahfud MD ditarik jelang penetapan cawapres 2018 lalu.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan ketua umum PPP yang juga eks narapidana kasus korupsi Romahurmuziy membantah tudingan bahwa ia menggagalkan penepatan Mahfud MD sebagai cawapres Jokowi dalam persaingan pilpres 2019.
Justru kata ia, yang menggagalkan itu adalah Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketum Nasdem Surya Paloh dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar. "Yang menolak itu Surya Paloh, Muhaimin, dan Airlangga," ujarnya dalam sebuah podcast politik di akun Youtube Total Politik dikutip Kamis (4/5/2023).
Respons Romi ini sekaligus menjawab anggapan Mahmud MD yang menyalahkanya sampai saat ini terkait kegagalan jadi cawapres. Mahfud, sebut Romi, berasumsi bahwa ketum PPP, Golkar, dan PKB terlibat. "Mahfud bilang info itu dari presiden, tapi bagaimana ya, saya pelaku sejarahnya," kata Romi meyakinkan.
Ia lalu mengungkapkan sejumlah alasan mengapa Mahfud MD akhirnya tidak terpilih di detik-detik akhir. Pertama, Surya Paloh, kata Romi, merasa bahwa Mahfud merupakan ketua pemenangan pasangan Prabowo-Hatta pada 2014 dan eks ketua MK itu tidak mempunyai kontribusi nyata.
Kemudian, Airlangga Hartarto berasalan bahwa Mahfud merupakan salah satu tokoh yang pernah merekomendasikan pembubaran Golkar. Sesepuh Golkar tidak sreg dengan Mahfud. Adapun Muhaimin atau akrab disapai Cak Imin menyatakan bahwa mereka sejalan dengan PBNU dan menyebut Mahfud bukan kader NU.
Respons ketum partai itu disampaikan di Istana atau detik-detik jelang penetapan nama cawapres Jokowi di Restoran Plataran Menteng pada Kamis, 9 Agustus 2018. "Presiden lantas bertanya apakah semua setuju Maruf Amin? semua ketum setuju," kata Romi.
Namun, menurut Romi, Mahfud bersikukuh bahwa ia telah dijegal olehnya. "Begitulah Mahfud merasa yang paling benar," katanya.
Ia tak menampik bahwa sampai Kamis siang, pada 9 Agustus tersebut, nama Mahfud masih menjadi yang dipilih Jokowi sebagai cawapres. Bahkan dikertas yang akan ditandatangani oleh ketum Parpol di Plataran Menteng masih ada nama Mahfud.
Guru besar UII itu bahkan sudah diminta untuk mengukur baju dan mengurus SKCK. Mahfud bahkan sudah diminta menunggu tak jauh dari Plataran Mentang.
Tapi detik-detik akhir semua berubah. Surat yang disiap ditandatangani parpol diganti oleh Mensesneg Pratikno. Romi menyatakan, jika Jokowi tetap memajukan Mahfud, maka PKB dan Golkar mengancam akan hengkang. Pun dukungan dari NU juga akan kendor.