PM Australia: Upaya AS Ekstradisi Julian Assange tidak Sepadan
Julian Assange telah menghabiskan empat tahun di Penjara Belmarsh Inggris.
REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengungkapkan rasa frustrasinya atas upaya berkelanjutan Amerika Serikat (AS) untuk mengekstradisi pendiri WikiLeaks dan warga negara Australia Julian Assange. Pernyataan ini menunjukkan peningkatan tekanan diplomatik pada AS untuk membatalkan dakwaan terhadap pria berusia 51 tahun yang telah menghabiskan empat tahun di Penjara Belmarsh Inggris.
"Tidak ada yang bisa dilayani dengan penahanannya yang sedang berlangsung," ujar Albanese dalam wawancara Australian Broadcasting Corp pada Jumat (5/4/2023).
Albanese mengatakan, kasus Assange harus diperiksa dalam hal yang telah dia lakukan jika tuduhan terhadapnya terbukti. “Saya tahu ini membuat frustrasi, saya berbagi frustrasi. Saya tidak bisa berbuat lebih dari memperjelas apa posisi saya dan pemerintah AS tentu sangat menyadari apa posisi pemerintah Australia,” katanya.
Assange telah berjuang di pengadilan Inggris selama bertahun-tahun untuk menghindari dikirim ke AS. Dia pernah mengambil suaka selama tujuh tahun di Kedutaan Besar Ekuador di London.
Pendiri WikiLeaks ini menghadapi 17 dakwaan spionase dan satu dakwaan penyalahgunaan komputer yang berasal dari publikasi WikiLeaks tentang sejumlah besar dokumen rahasia pada 2010. Jaksa penuntut AS menuduh dia membantu analis intelijen Angkatan Darat AS Chelsea Manning mencuri kabel diplomatik rahasia dan file militer yang kemudian diterbitkan WikiLeaks.
Bagi para pendukung Assange, dia adalah jurnalis pembocor rahasia yang mengungkap kesalahan militer AS di Irak dan Afghanistan. Sedangkan Albanese mengatakan, ada hubungan yang tidak terhubung antara tindakan AS terhadap Assange dan Manning.
Pernyataan ini menyoroti keputusan Presiden AS Barack Obama mengubah hukuman 35 tahun Manning menjadi tujuh tahun. Keputusan ini memungkinkan dia dibebaskan pada tahun 2017.
Albanese mengatakan, telah mengadvokasi Assange dalam pertemuan dengan pejabat pemerintahan Joe Biden. Namun, dia menolak untuk menyatakan kemungkinan akan menyinggung masalah Assange dengan Biden ketika dia menjamu pemimpin AS bersama dengan para pemimpin India dan Jepang di Sydney pada 24 Mei.
“Cara kerja diplomasi … mungkin bukan untuk meramalkan diskusi yang akan Anda lakukan, atau lakukan dengan para pemimpin negara lain. Saya akan terlibat secara diplomatis untuk mencapai hasil," kata Albanese.
Albanese mengatakan, tidak ingin berdebat tentang kemungkinan dugaan tindakan Assange itu benar atau salah. Dia melihat keputusan pengadilan distrik Inggris menolak permintaan ekstradisi dengan alasan bahwa Assange kemungkinan besar akan bunuh diri jika ditahan di bawah kondisi penjara AS yang keras.
“Saya prihatin dengan kesehatan mental Assange,” kata Albanese.