Anak Hadapi Ujian Sekolah, Orang Tua Disarankan Lakukan Ini oleh Psikolog
Orang tua sebaiknya tetap memberikan kelonggaran pada anak saat menghadapi ujian.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia Rosana Dewi Yunita mengimbau orang tua untuk membantu anak bersiap menghadapi ujian sekolah dengan mengatur jadwal kegiatan mereka. Rosana mengatakan, orang tua dapat menyesuaikan jadwal persiapan ujian sekolah sesuai dengan usia anak.
Untuk anak usia sekolah dasar, mereka terbiasa dengan jadwal yang pasti. Oleh sebab itu, orang tua dapat mengatur jadwal anak agar mereka terbiasa untuk belajar mempersiapkan ujian dan melaksanakan kegiatan sehari-harinya. "Kalau untuk anak SMP-SMA, kita harus banyak diskusi karena mereka seharusnya sudah bisa mengatur jadwal sendiri," kata Rosana, Jumat (5/5/2023).
Dalam mempersiapkan anak menghadapi ujian sekolah, Rosana mengingatkan orang tua tidak terlalu ketat supaya anak tidak stres. Orang tua sebaiknya tetap memberikan kelonggaran pada anak dan kepercayaan pada mereka dalam menjalankan tanggung jawabnya mempersiapkan ujian serta aktivitas harian mereka.
Terkadang, sebagian orang tua menghentikan kegiatan tambahan anak seperti berolahraga atau melakukan hobi yang membuat mereka rileks menjelang ujian sekolah. Padahal, akan lebih baik jika mereka tetap dapat melakukan kegiatan-kegiatan tersebut tanpa menghilangkannya sama sekali.
Rosana menyarankan agar durasi kegiatan tersebut dapat dikurangi sehingga anak dapat tetap fokus mempersiapkan ujian mereka. Orang tua tetap dapat memberikan batasan jam pada anak saat melakukan kegiatan olahraga atau hobi mereka agar tidak melewati batas yang dibolehkan.
"Tidak dalam waktu 24 jam sebagian besar waktunya harus belajar, enggak," ujar Rosana.
Selain mengatur jadwal anak, orang tua jangan terlalu cemas dan menganggap ujian sekolah adalah hal yang menakutkan. Rosana mengatakan, jika orang tua merasa tegang, perasaan tersebut dapat menular pada anak. Anak pun dapat merasa tertekan dan bahkan pikiran kosong saat ujian berlangsung.
Orang tua dapat memperlakukan anaknya sesuai dengan karakter mereka. Jika anak dinilai dapat bertanggung jawab terhadap tugas dan kewajibannya, termasuk belajar untuk mempersiapkan ujian, orang tua dapat mempercayakan pengaturan jadwal pada mereka sambil mengawasinya.
Namun, jika anak mengalami demotivasi atau penurunan motivasi dalam belajar, sebaiknya orang tua mencari tahu faktor internal atau eksternal yang memicu demotivasi tersebut. Rosana menjelaskan demotivasi merupakan hal yang wajar dan bisa terjadi pada siapa saja, termasuk anak-anak.
Orang tua dapat melakukan komunikasi interaktif dari hati ke hati pada anak tanpa tendensi untuk menyudutkan anak. Cari tahu apakah anak mengalami kesulitan dalam mengejar pelajaran atau ada masalah lainnya di sekolah.
Dengan begitu, orang tua dapat membantu anak agar pelan-pelan menyelesaikan dasar masalah demotivasi pada anak, terutama saat mendekati ujian sekolah agar mereka dapat menemukan motivasi belajar di sekolah.